Bupati Siak, Provinsi Riau, Alfedri membawa 14 camat dan kepala dinas terkait berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk belajar berbagai inovasi pelayanan publik, salah satunya program Smart Kampung di desa-desa kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Dalam kunjungannya ke Banyuwangi, Jumat, para camat diajak melihat langsung praktik penerapan pemerintahan desa yang telah mengimplementasikan program Smart Kampung.

"Sebagai salah satu kabupaten terinovatif, Banyuwangi memiliki banyak inovasi cerdas yang menginspirasi kami. Kami mengajak seluruh camat dan kepala OPD ke sini untuk belajar banyak hal, utamanya Smart Kampung," ujar Bupati Alfedri.

Ia mengemukakan, ingin belajar strategi penanggulangan kemiskinan, tata kelola keuangan desa, program jemput bola warga miskin yang sakit, penanggulangan anak putus sekolah hingga pengembangan pariwisata.

Semua dari hasil kunjungan kerja melihat implementasi pelayanan publik yang didapatkan di Banyuwangi akan ditiru di Kabupaten Siak, kata Alfedri.

"Jujur saja, Pak Azwar (Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas) merupakan contoh bagi kami dalam memimpin daerah. Dengan meniru semangat beliau, kami ingin membawa Siak ke depan lebih baik lagi," katanya.

Sementara itu, Bupati Azwar Anas menyambut baik maksud rombongan Bupati Siak. Azwar Anas mengaku senang jika yang telah dikerjakan oleh Banyuwangi bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain.

"Sekarang bukan zamannya lagi berkompetisi. Daerah harus saling bersinergi agar bisa maju bersama," katanya.

Mengenai Smart Kampung, menurut Anas, merupakan inovasi yang mendorong pelayanan desa berbasis teknologi informasi. Sebagai kabupaten terluas di Pulau Jawa, jarak desa dengan pusat kota di Banyuwangi sangat jauh dengan waktu tempuh bisa mencapai tiga jam.

"Dengan Smart Kampung, secara bertahap administrasi cukup diselesaikan di desa. Tapi tentu butuh TI karena yang berjalan adalah datanya, bukan orangnya," paparnya.

Pengelolaan keuangan desa yang mendapatkan dana besar dari APBN dan APBD, Banyuwangi mengembangkan e-village budgeting dan e-monitoring system, dan perencanaan hingga pelaporan di tingkat desa terintegrasi dalam sebuah sistem.

"Misalnya monitoring, setiap proyek terpantau sistem lengkap dengan titik koordinatnya. Jadi bisa meminimalisir proyek ganda, sekaligus memberi rasa aman kepada perangkat desa mengingat tanggung jawabnya semakin besar karena dana yang mengalir ke desa juga terus bertambah," kata Anas.

Untuk mempercepat pelayanan di tingkat desa, menurut Anas, telah mendelegasikan kewenangannya ke desa, seperti pembenahan rumah tidak layak huni.

"Dulu itu harus bupati yang tanda tangani suratnya, sehingga rentangnya panjang. Sekarang cukup di tingkat desa," ujarnya.

Selama di Banyuwangi, Bupati Siak bersama belasan camat mengunjungi Mal Pelayanan Publik dan Kantor Kecamatan Genteng. Di dua lokasi tersebut, mereka melihat langsung praktik pelayanan publik berbasis teknologi informasi yang dilakukan di Banyuwangi.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019