PT Kereta Api Indonesia (Persero) masih menyelidiki penyebab anjloknya KA Wijayakusuma relasi Surabaya Gubeng-Cilacap di emplasemen Stasiun Barat, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Selasa (5/11) malam.
"Untuk penyebab kejadian masih dalam pengusutan," ujar Manajer Humas PT KAI (Persero) Daerah Operasi 7 Madiun, Ixfan Hendriwintoko kepada wartawan di Madiun, Rabu.
Menurut dia, penyebab anjloknya dua dari sembilan kereta rangkaian KA Wijayakusuma tersebut belum diketahui secara pasti. Sebab, hingga Rabu siang tim Railways Inspector atau internal KAI maupun Kementerian Perhubungan masih berada di lokasi.
Baca juga: Sebanyak 13 KA terlambat akibat anjloknya KA Wijayakusuma
KA Wijayakusuma relasi Surabaya Gubeng-Cilacap mengalami anjlok saat akan memasuki Stasiun Barat, Kabupaten Magetan, pada Selasa (5/11) malam pukul 21.52 WIB. Pada saat anjlok, KA tersebut membawa sebanyak 151 penumpang dan tidak ada korban jiwa maupun luka.
Kegiatan evakuasi KA Wijayakusuma yang anjlok telah selesai dikerjakan. Pengangkatan kereta yang anjlok tersebut dilakukan dengan menggunakan alat berat (crane).
Pascakejadian tersebut, untuk pengoperasian kereta-kereta yang lewat di Stasiun Barat sementara dilakukan satu jalur. Hal itu karena pada satu jalur lainnya masih tertutup untuk kegiatan perbaikan pascaanjlokan KA. Saat ini jalur sudah bisa dilalui namun kecepatannya terbatas untuk penyempurnaan lebih lanjut.
"Guna kelancaran dan keselamatan di lokasi kejadian, sementara kecepatan KA yang lewat dibatasi kecepatannya hanya 10 kilometer per jam," katanya.
Baca juga: Jadwal KA di Daop Madiun per 1 Desember 2019 berubah
Ixfan menambahkan imbas dari kejadian tersebut, sebanyak 13 kereta api berbagai tujuan mengalami keterlambatan di berbagai stasiun, termasuk di Stasiun Madiun. Untuk di Stasiun Madiun, keterlambatan mencapai lebih dari dua jam.
Sejumlah KA yang mengalami keterlambatan di antaranya, KA Singasari, KA Malioboro Ekspres, KA Jayakarta, KA Bangunkarta, KA Malabar, KA Matarmaja. Kemudian KA Bima, KA Mutiara Selatan, KA Gajayana, KA Brantas, KA Majapahit, KA Kahuripan, dan KA Turangga.
Bagi para pengguna jasa KA yang akan membatalkan tiket perjalanannya, PT KAI akan mengembalikan biaya sebesar 100 persen. Kemudian pada KA yang terlambat lebih 3 jam, PT KAI Daop 7 memberikan service recovery.
Untuk meminimalisasi komplain pelanggan, bagi pengguna jasa KA yang sudah memiliki tiket utamanya tujuan Surabaya dialihkan ke KA lain yang berada di belakangnya yang tidak terganggu.
Ixfan menjelaskan ada 50 penumpang yang telah dialihkan ke KA yang lain. Para penumpang tersebut dialihkan dari KA Sancaka ke KA Bima.
"Kami sampaikan permohonan maaf atas gangguan yang terjadi sehingga perjalanan KA menjadi terlambat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Untuk penyebab kejadian masih dalam pengusutan," ujar Manajer Humas PT KAI (Persero) Daerah Operasi 7 Madiun, Ixfan Hendriwintoko kepada wartawan di Madiun, Rabu.
Menurut dia, penyebab anjloknya dua dari sembilan kereta rangkaian KA Wijayakusuma tersebut belum diketahui secara pasti. Sebab, hingga Rabu siang tim Railways Inspector atau internal KAI maupun Kementerian Perhubungan masih berada di lokasi.
Baca juga: Sebanyak 13 KA terlambat akibat anjloknya KA Wijayakusuma
KA Wijayakusuma relasi Surabaya Gubeng-Cilacap mengalami anjlok saat akan memasuki Stasiun Barat, Kabupaten Magetan, pada Selasa (5/11) malam pukul 21.52 WIB. Pada saat anjlok, KA tersebut membawa sebanyak 151 penumpang dan tidak ada korban jiwa maupun luka.
Kegiatan evakuasi KA Wijayakusuma yang anjlok telah selesai dikerjakan. Pengangkatan kereta yang anjlok tersebut dilakukan dengan menggunakan alat berat (crane).
Pascakejadian tersebut, untuk pengoperasian kereta-kereta yang lewat di Stasiun Barat sementara dilakukan satu jalur. Hal itu karena pada satu jalur lainnya masih tertutup untuk kegiatan perbaikan pascaanjlokan KA. Saat ini jalur sudah bisa dilalui namun kecepatannya terbatas untuk penyempurnaan lebih lanjut.
"Guna kelancaran dan keselamatan di lokasi kejadian, sementara kecepatan KA yang lewat dibatasi kecepatannya hanya 10 kilometer per jam," katanya.
Baca juga: Jadwal KA di Daop Madiun per 1 Desember 2019 berubah
Ixfan menambahkan imbas dari kejadian tersebut, sebanyak 13 kereta api berbagai tujuan mengalami keterlambatan di berbagai stasiun, termasuk di Stasiun Madiun. Untuk di Stasiun Madiun, keterlambatan mencapai lebih dari dua jam.
Sejumlah KA yang mengalami keterlambatan di antaranya, KA Singasari, KA Malioboro Ekspres, KA Jayakarta, KA Bangunkarta, KA Malabar, KA Matarmaja. Kemudian KA Bima, KA Mutiara Selatan, KA Gajayana, KA Brantas, KA Majapahit, KA Kahuripan, dan KA Turangga.
Bagi para pengguna jasa KA yang akan membatalkan tiket perjalanannya, PT KAI akan mengembalikan biaya sebesar 100 persen. Kemudian pada KA yang terlambat lebih 3 jam, PT KAI Daop 7 memberikan service recovery.
Untuk meminimalisasi komplain pelanggan, bagi pengguna jasa KA yang sudah memiliki tiket utamanya tujuan Surabaya dialihkan ke KA lain yang berada di belakangnya yang tidak terganggu.
Ixfan menjelaskan ada 50 penumpang yang telah dialihkan ke KA yang lain. Para penumpang tersebut dialihkan dari KA Sancaka ke KA Bima.
"Kami sampaikan permohonan maaf atas gangguan yang terjadi sehingga perjalanan KA menjadi terlambat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019