Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, segera membenahi atap ruang kelas di SDN 1 Babatan, Kabupaten Nganjuk, yang runtuh, sehingga bisa secepatnya dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar.
"Kami koordinasi dengan dinas terkait dan DPRD soal anggaran untuk renovasi gedung sekolah tersebut. Nanti secepatnya direnovasi agar ruang kelas itu bisa selesai akhir tahun ini dan aktivitas belajar mengajar berialan seperti semula," kata Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Jumadi di Nganjuk, Rabu.
Baca juga: Kasus atap SDN Pasuruan ambruk, pemerintah harus perhatikan infrastruktur sekolah
Wabup juga sudah meninjau langsung SDN 1 Babatan, Nganjuk, yang atapnya runtuh tersebut. Ruangan itu memang tidak dapat digunakan sebab kondisinya membahayakan untuk aktivitas belajar mengajar.
Kendati hanya satu ruangan yang atapnya runtuh, dua ruang lainnya kondisi atapnya juga sudah kurang bagus dan akan diperbaiki sekalian.
Baca juga: Dua meninggal dan belasan luka akibat ambruknya atap SDN di Kota Pasuruan (Video)
Ia juga menduga bahan bangunan untuk membangun ruang kelas itu kurang optimal. Dari informasi yang diterimanya, sekolah itu telah mendapatkan bantuan renovasi gedung pada 2013 dan ternyata saat ini sudah rusak.
"Kalau bangunan masih bagus, hanya bagian atap. Satu blok ada tiga kelas dan sudah diturunkan gentengnya, kuda dan kayunya. Jadi, yang diperbaiki bagian atap saja nanti," kata dia.
Usul renovasi
Kepala SDN 1 Babatan, Nganjuk, Wariadi mengatakan awal Januari-Februari 2019, pihaknya sudah mengusulkan renovasi tiga lokal ruang kelas yakni kelas 4,5, dan 6, namun hingga atap ruang kelas empat runtuh belum ada kabar dari pemerintah terkait pengajuannya.
Setelah mengetahui kondisi yang lapuk pada ruang kelas tersebut pada awal Januari lalu, pihak sekolah sempat mengungsikan siswa-siswinya ke rumah warga dan ruang perpustakaan guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Untuk sementara aktivitas belajar mengajar juga disiasati. Siswa kelas satu dan dua melaksanakan kegiatan belajar mengajar di rumah Ketua RT yang tidak jauh dari lingkungan sekolah dan kelas tiga di ruang perpustakaan sekolah.
Sementara, ruang kelas satu digunakan untuk KBM (kegiatan belajar mengajar) kelas lima, ruang kelas dua untuk KBM kelas empat dan ruang kelas tiga untuk KBM kelas enam.
Dia mengatakan ruang atap di kelas empat itu runtuh pada 1 November 2019 sore, sehingga anak-anak juga sudah pulang dari sekolah. Bahkan, ruang kelas lain juga terlihat lapuk.
"Atap ruang kelas empat tiba tiba runtuh pada sore hari tanggal 1 November lalu. Tak hanya itu karena ruang kelas lima dan enam berada dalam satu bangunan kondisinya pun juga sudah lapuk," kata dia.
Di sekolah itu, jumlah pelajarnya mencapai 157 orang. Bangunan sekolah pernah mendapat renovasi ruang kelas pada 2013 dan di 2014 mulai melaksanakan swakelola untuk pembangunan ruang kelas 1,2,3 dan ruang guru.
Pihak sekolah berharap, pemerintah segera melakukan perbaikan ruang sekolah, sehingga anak-anak bisa belajar lebih nyaman.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami koordinasi dengan dinas terkait dan DPRD soal anggaran untuk renovasi gedung sekolah tersebut. Nanti secepatnya direnovasi agar ruang kelas itu bisa selesai akhir tahun ini dan aktivitas belajar mengajar berialan seperti semula," kata Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Jumadi di Nganjuk, Rabu.
Baca juga: Kasus atap SDN Pasuruan ambruk, pemerintah harus perhatikan infrastruktur sekolah
Wabup juga sudah meninjau langsung SDN 1 Babatan, Nganjuk, yang atapnya runtuh tersebut. Ruangan itu memang tidak dapat digunakan sebab kondisinya membahayakan untuk aktivitas belajar mengajar.
Kendati hanya satu ruangan yang atapnya runtuh, dua ruang lainnya kondisi atapnya juga sudah kurang bagus dan akan diperbaiki sekalian.
Baca juga: Dua meninggal dan belasan luka akibat ambruknya atap SDN di Kota Pasuruan (Video)
Ia juga menduga bahan bangunan untuk membangun ruang kelas itu kurang optimal. Dari informasi yang diterimanya, sekolah itu telah mendapatkan bantuan renovasi gedung pada 2013 dan ternyata saat ini sudah rusak.
"Kalau bangunan masih bagus, hanya bagian atap. Satu blok ada tiga kelas dan sudah diturunkan gentengnya, kuda dan kayunya. Jadi, yang diperbaiki bagian atap saja nanti," kata dia.
Usul renovasi
Kepala SDN 1 Babatan, Nganjuk, Wariadi mengatakan awal Januari-Februari 2019, pihaknya sudah mengusulkan renovasi tiga lokal ruang kelas yakni kelas 4,5, dan 6, namun hingga atap ruang kelas empat runtuh belum ada kabar dari pemerintah terkait pengajuannya.
Setelah mengetahui kondisi yang lapuk pada ruang kelas tersebut pada awal Januari lalu, pihak sekolah sempat mengungsikan siswa-siswinya ke rumah warga dan ruang perpustakaan guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Untuk sementara aktivitas belajar mengajar juga disiasati. Siswa kelas satu dan dua melaksanakan kegiatan belajar mengajar di rumah Ketua RT yang tidak jauh dari lingkungan sekolah dan kelas tiga di ruang perpustakaan sekolah.
Sementara, ruang kelas satu digunakan untuk KBM (kegiatan belajar mengajar) kelas lima, ruang kelas dua untuk KBM kelas empat dan ruang kelas tiga untuk KBM kelas enam.
Dia mengatakan ruang atap di kelas empat itu runtuh pada 1 November 2019 sore, sehingga anak-anak juga sudah pulang dari sekolah. Bahkan, ruang kelas lain juga terlihat lapuk.
"Atap ruang kelas empat tiba tiba runtuh pada sore hari tanggal 1 November lalu. Tak hanya itu karena ruang kelas lima dan enam berada dalam satu bangunan kondisinya pun juga sudah lapuk," kata dia.
Di sekolah itu, jumlah pelajarnya mencapai 157 orang. Bangunan sekolah pernah mendapat renovasi ruang kelas pada 2013 dan di 2014 mulai melaksanakan swakelola untuk pembangunan ruang kelas 1,2,3 dan ruang guru.
Pihak sekolah berharap, pemerintah segera melakukan perbaikan ruang sekolah, sehingga anak-anak bisa belajar lebih nyaman.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019