Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memperpanjang status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pegunungan Ijen, kendati titik api sudah tak terlihat setelah dilakukan pemboman air (water boombing) menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak Minggu (27/10).
"Meski titik api sementara sudah tidak ada, sumber api yang ada di tanah masih ada. Untuk menanggulangi hal tersebut, proses pemadaman kebakaran hutan lewat udara masih terus dibutuhkan. Sehingga kami memperpanjang status tanggap darurat karhutla hingga satu minggu ke depan atau hingga 4 November 2019," kata Bupati Azwar Anas saat bertemu dengan ratusan penambang belerang dan pelaku ekonomi sekitar Gunung Ijen di Paltuding Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (28/10).
Baca juga: Gunung Ranti Banyuwangi terbakar, pendakian Ijen ditutup sementara
Anas juga menyampaikan terima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemprov Jatim, TNI, Polri, BKSDA, dan relawan serta semua elemen masyarakat yang telah bahu-membahu menangani pemadaman karhutla di Pegunungan Ijen.
Dalam kesempatan itu, Azwar Anas juga berdialog dengan pelaku usaha yang bergantung pada pariwisata dan penambangan belerang di Gunung Ijen.
Baca juga: Bupati Banyuwangi minta bantuan "water bombing" atasi karhutla Gunung Ijen
Sejak dinyatakan tertutup untuk pendakian pada 19 Oktober 2019 karena kebakaran hutan dan lahan di kawasan TWA Ijen itu, aktivitas ekonomi penambang belerang dan masyarakat setempat terganggu.
"Hari ini kami menemui mereka (penambang belerang) sekaligus ingin memberikan bantuan. Kami berharap pemadaman bisa sukses dan kawasan Ijen bisa segera kembali dibuka," ujar Anas.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Fajar Suasana mengatakan bahwa operasi pemadaman dilakukan melalui darat secara manual dan lewat udara (water boombing) menggunakan helikopter.
"Pemboman air menggunakan helikopter sudah dilakukan dalam dua hari terakhir. Sasaran utama ialah Cagar Alam Merapi Ungup-Ungup yang ada di kawasan Gunung Ijen," katanya.
Baca juga: Luas karhutla di kawasan Gunung Ijen capai 1.200 hektare
Menurut Fajar, lokasi pemadaman melalui udara dipilih, karena kebakaran mengarah ke hutan lindung dan hutan produksi di Kecamatan Kalipuro.
"Agar api tidak merembet ke sana maka perlu dilakukan penyekatan lewat pemboman air, dan pemboman air ini yang paling efektif agar karhutla tidak meluas ke sana," katanya.
Kebakaran hutan dan lahan di Pegunungan Ijen terjadi sejak 19 Oktober 2019. Semula kebakaran hutan dan lahan di Gunung Ranti dan merembet ke kawasan Taman Wisata Alam Ijen dan Cagar Alam Gunung Merapi Ungup-Ungup. Sedangkan luasan karhutla di Pegunungan Ijen tercatay sekitar 1.200 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Meski titik api sementara sudah tidak ada, sumber api yang ada di tanah masih ada. Untuk menanggulangi hal tersebut, proses pemadaman kebakaran hutan lewat udara masih terus dibutuhkan. Sehingga kami memperpanjang status tanggap darurat karhutla hingga satu minggu ke depan atau hingga 4 November 2019," kata Bupati Azwar Anas saat bertemu dengan ratusan penambang belerang dan pelaku ekonomi sekitar Gunung Ijen di Paltuding Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (28/10).
Baca juga: Gunung Ranti Banyuwangi terbakar, pendakian Ijen ditutup sementara
Anas juga menyampaikan terima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemprov Jatim, TNI, Polri, BKSDA, dan relawan serta semua elemen masyarakat yang telah bahu-membahu menangani pemadaman karhutla di Pegunungan Ijen.
Dalam kesempatan itu, Azwar Anas juga berdialog dengan pelaku usaha yang bergantung pada pariwisata dan penambangan belerang di Gunung Ijen.
Baca juga: Bupati Banyuwangi minta bantuan "water bombing" atasi karhutla Gunung Ijen
Sejak dinyatakan tertutup untuk pendakian pada 19 Oktober 2019 karena kebakaran hutan dan lahan di kawasan TWA Ijen itu, aktivitas ekonomi penambang belerang dan masyarakat setempat terganggu.
"Hari ini kami menemui mereka (penambang belerang) sekaligus ingin memberikan bantuan. Kami berharap pemadaman bisa sukses dan kawasan Ijen bisa segera kembali dibuka," ujar Anas.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Fajar Suasana mengatakan bahwa operasi pemadaman dilakukan melalui darat secara manual dan lewat udara (water boombing) menggunakan helikopter.
"Pemboman air menggunakan helikopter sudah dilakukan dalam dua hari terakhir. Sasaran utama ialah Cagar Alam Merapi Ungup-Ungup yang ada di kawasan Gunung Ijen," katanya.
Baca juga: Luas karhutla di kawasan Gunung Ijen capai 1.200 hektare
Menurut Fajar, lokasi pemadaman melalui udara dipilih, karena kebakaran mengarah ke hutan lindung dan hutan produksi di Kecamatan Kalipuro.
"Agar api tidak merembet ke sana maka perlu dilakukan penyekatan lewat pemboman air, dan pemboman air ini yang paling efektif agar karhutla tidak meluas ke sana," katanya.
Kebakaran hutan dan lahan di Pegunungan Ijen terjadi sejak 19 Oktober 2019. Semula kebakaran hutan dan lahan di Gunung Ranti dan merembet ke kawasan Taman Wisata Alam Ijen dan Cagar Alam Gunung Merapi Ungup-Ungup. Sedangkan luasan karhutla di Pegunungan Ijen tercatay sekitar 1.200 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019