Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, ditutup sementara untuk kunjungan maupun pendakian setelah terjadi kebakaran lahan di Gunung Ranti yang berada di kawasan Gunung Ijen sejak Sabtu (19/10) petang.
"Memang untuk penutupan kunjungan dan pendakian ditutup di TWA Ijen adalah kewenangan BKSDA, tapi ini hasil koordinasi dengan Forum Pimpinan Kecamatan Licin, Banyuwangi, dan BPBD serta BKSDA, sementara ditutup, karena khawatir kebakaran kembali terjadi," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram saat dihubungi di Banyuwangi, Minggu.
Ia mengatakan, penutupan pendakian Kawah Ijen dan Gunung Ranti yang bersebelahan dengan Gunung Ijen, dilakukan mulai di kawasan rest area Jambu.
"Pemkab Banyuwangi mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk melakukan penyemprotan di sejumlah titik. Sejumlah jalur kami siram air agar kebakaran tidak merembet. Fungsinya memang untuk membasahi, agar tidak meluas," ujarnya.
Menurut Eka, kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (19/10) petang terus meluas, karena angin sangat kencang. Sehingga kebakaran tak hanya terjadi di Gunung Ranti, tapi juga kawasan hutan Merapi Ungup-ungup.
Kebakaran terjadi di jalur pendakian Gunung Ranti sisi sebelah barat, sehingga terlihat jelas dari kawasan rest area Gunung Ranti maupun Paltuding Ijen.
"Angin kencang memang tidak terus-terusan ada, tapi banyak pohon tumbang karena kencangnya tiupan angin dan ini membahayakan. Pedagang di area Gunung Ranti dan Paltuding sudah kami ajak meninggalkan lokasi," katanya.
Sementara itu, mengenai empat pendaki Gunung Ranti yang terjebak kebakaran, tim SAR gabungan juga sudah berhasil menemukan dan mengevakuasi untuk dibawa turun ke areal parkir.
"Minggu sore tadi sekitar pukul 17.00 WIB sudah turun dengan selamat, dan hari ini juga kami serahkan kepada keluarganya," tuturnya.
Keempat orang pendaki terjebak kebakaran hutan dan lahan di Gunung Ranti itu terdiri dari dua perempuan dan dua laki-laki, asal Jember dan Malang.
Mereka adalah Lisa Milyan (19) asal Jember dan Thayib Hidayat (20) dari Malang, Azzamylah (20) dan Fajar (20) berasal dari Jember.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Memang untuk penutupan kunjungan dan pendakian ditutup di TWA Ijen adalah kewenangan BKSDA, tapi ini hasil koordinasi dengan Forum Pimpinan Kecamatan Licin, Banyuwangi, dan BPBD serta BKSDA, sementara ditutup, karena khawatir kebakaran kembali terjadi," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram saat dihubungi di Banyuwangi, Minggu.
Ia mengatakan, penutupan pendakian Kawah Ijen dan Gunung Ranti yang bersebelahan dengan Gunung Ijen, dilakukan mulai di kawasan rest area Jambu.
"Pemkab Banyuwangi mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk melakukan penyemprotan di sejumlah titik. Sejumlah jalur kami siram air agar kebakaran tidak merembet. Fungsinya memang untuk membasahi, agar tidak meluas," ujarnya.
Menurut Eka, kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (19/10) petang terus meluas, karena angin sangat kencang. Sehingga kebakaran tak hanya terjadi di Gunung Ranti, tapi juga kawasan hutan Merapi Ungup-ungup.
Kebakaran terjadi di jalur pendakian Gunung Ranti sisi sebelah barat, sehingga terlihat jelas dari kawasan rest area Gunung Ranti maupun Paltuding Ijen.
"Angin kencang memang tidak terus-terusan ada, tapi banyak pohon tumbang karena kencangnya tiupan angin dan ini membahayakan. Pedagang di area Gunung Ranti dan Paltuding sudah kami ajak meninggalkan lokasi," katanya.
Sementara itu, mengenai empat pendaki Gunung Ranti yang terjebak kebakaran, tim SAR gabungan juga sudah berhasil menemukan dan mengevakuasi untuk dibawa turun ke areal parkir.
"Minggu sore tadi sekitar pukul 17.00 WIB sudah turun dengan selamat, dan hari ini juga kami serahkan kepada keluarganya," tuturnya.
Keempat orang pendaki terjebak kebakaran hutan dan lahan di Gunung Ranti itu terdiri dari dua perempuan dan dua laki-laki, asal Jember dan Malang.
Mereka adalah Lisa Milyan (19) asal Jember dan Thayib Hidayat (20) dari Malang, Azzamylah (20) dan Fajar (20) berasal dari Jember.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019