Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember membidik pengembangan ekonomi fasyen batik dalam rangkaian kegiatan Road to Festival Ekonomi Syariah 2019 (Fesyar) yang digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada 1-2 November 2019.
"Penyelenggaraan acara itu sejalan dengan komitmen Bank Indonesia untuk mengembangkan aspek yang menjadi kekuatan ekonomi syariah di Indonesia yakni keuangan, kuliner, fashion, wirausaha, dan hiburan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember Hestu Wibowo dalam konferensi pers Fesyar 2019 yang digelar di Kantor BI Jember, Senin.
Menurutnya, keberadaan acara Road To Fesyar 2019 juga ditujukan untuk mempromosikan dan mendekatkan produk dan jasa UMKM industri kreatif dan ketahanan pangan bebasis syariah kepada masyarakat yang selanjutnya dapat mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di daerah.
"Kami menggelar peragaan busana muslimah dengan menggandeng Asosiasi Pembatik Ambulu (ASPA) yang merupakan klaster binaan BI Jember, sebagai wujud pengembangan dan pembinaan kain batik khas Jember," tuturnya.
Hestu berharap kegiatan Fesyar 2019 dapat menjadi sarana berbagi ilmu dan pengalaman bagi para pembatik klaster batik binaan Bank Indonesia Jember, sehingga nantinya para pembatik Ambulu mampu memproduksi pakaian siap pakai tidak hanya busana wanita, namun juga pria secara independen dengan kualitas yang menjanjikan dan mampu meningkatkan pangsa usaha mereka menjadi lebih luas.
"Kami berharap batik Ambulu dapat menjadi ikon Batik Jember yang memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri. Kegiatan itu diharapkan dapat menginspirasi semua pihak terutama bagi pelaku usaha batik Jember untuk terus berkarya serta memperkenalkan batik Jember di pasar domestik maupun internasional," katanya.
Sementara pendamping Bank Indonesia Jember melakukan pendampingan dan bimbingan oleh ahli pakar batik Jawa Timur Uswatun Hasanah (pemilik Jokotole Collection dan Ketua Klaster Batik Bangkalan), desainer Geraldus Sugeng, beserta instruktur mode fashion berpengalaman dari Surabaya untuk memastikan kualitas dan kuantitas busana batik Ambulu dalam pagelaran busana ini.
"Nantinya ada 21 busana yang diperagakan model dalam Fesyar 2019 di Alun-Alun Jember dan semua busana itu dibuat oleh tujuh pembatik Ambulu yang sudah diseleksi dengan ketat," kata Uswatun.
Menurutnya batik yang diperagakan oleh para model tidak hanya memiliki kekayaan, namun punya nilai ekonomi yang tinggi dengan tema yang diambil yakni "SVARGA” dengan ciri khas daerah Jember, yaitu motif tembakau, kopi, dan kakao.
"Motif yang ditampilkan pada pagelaran busana itu sedikit berbeda dengan motif batik Jember pada umumnya karena motif yang digunakan merupakan hasil desain motif ciri khas Jember dengan sentuhan seni modern kontemporer," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Penyelenggaraan acara itu sejalan dengan komitmen Bank Indonesia untuk mengembangkan aspek yang menjadi kekuatan ekonomi syariah di Indonesia yakni keuangan, kuliner, fashion, wirausaha, dan hiburan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember Hestu Wibowo dalam konferensi pers Fesyar 2019 yang digelar di Kantor BI Jember, Senin.
Menurutnya, keberadaan acara Road To Fesyar 2019 juga ditujukan untuk mempromosikan dan mendekatkan produk dan jasa UMKM industri kreatif dan ketahanan pangan bebasis syariah kepada masyarakat yang selanjutnya dapat mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di daerah.
"Kami menggelar peragaan busana muslimah dengan menggandeng Asosiasi Pembatik Ambulu (ASPA) yang merupakan klaster binaan BI Jember, sebagai wujud pengembangan dan pembinaan kain batik khas Jember," tuturnya.
Hestu berharap kegiatan Fesyar 2019 dapat menjadi sarana berbagi ilmu dan pengalaman bagi para pembatik klaster batik binaan Bank Indonesia Jember, sehingga nantinya para pembatik Ambulu mampu memproduksi pakaian siap pakai tidak hanya busana wanita, namun juga pria secara independen dengan kualitas yang menjanjikan dan mampu meningkatkan pangsa usaha mereka menjadi lebih luas.
"Kami berharap batik Ambulu dapat menjadi ikon Batik Jember yang memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri. Kegiatan itu diharapkan dapat menginspirasi semua pihak terutama bagi pelaku usaha batik Jember untuk terus berkarya serta memperkenalkan batik Jember di pasar domestik maupun internasional," katanya.
Sementara pendamping Bank Indonesia Jember melakukan pendampingan dan bimbingan oleh ahli pakar batik Jawa Timur Uswatun Hasanah (pemilik Jokotole Collection dan Ketua Klaster Batik Bangkalan), desainer Geraldus Sugeng, beserta instruktur mode fashion berpengalaman dari Surabaya untuk memastikan kualitas dan kuantitas busana batik Ambulu dalam pagelaran busana ini.
"Nantinya ada 21 busana yang diperagakan model dalam Fesyar 2019 di Alun-Alun Jember dan semua busana itu dibuat oleh tujuh pembatik Ambulu yang sudah diseleksi dengan ketat," kata Uswatun.
Menurutnya batik yang diperagakan oleh para model tidak hanya memiliki kekayaan, namun punya nilai ekonomi yang tinggi dengan tema yang diambil yakni "SVARGA” dengan ciri khas daerah Jember, yaitu motif tembakau, kopi, dan kakao.
"Motif yang ditampilkan pada pagelaran busana itu sedikit berbeda dengan motif batik Jember pada umumnya karena motif yang digunakan merupakan hasil desain motif ciri khas Jember dengan sentuhan seni modern kontemporer," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019