Sekitar 2.640 pelajar tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) mengikuti kegiatan Sekolah Kebangsaan yang digelar di Taman Sejarah , Jalan Rajawali, Kota Surabaya, Kamis.
"Kalian harus bisa sukses. Sudah tidak zaman berantem apalagi sesama teman. Harus bisa bersaing dengan anak-anak di seluruh dunia. Mengerti ya anak-anakku," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat menjadi pembicara di Sekolah Kebangsaan.
Sekolah Kebangsaan dibuka dengan teatrikal perang yang diperankan pelajar SMP 45 Surabaya. Teatrikal yang bertajuk "Peristiwa Tewasnya Jendral Mallaby" itu menceritakan perjuangan arek-arek Suroboyo ketika berperang melawan sekutu.
Teriakan takbir pun saling bersahutan, hingga suara petasan muncul dan menggugurkan para pemain yang sedang perang.
Pada kesempatan itu, Risma menyampaikan bahwa suara petasan tadi tidaklah ada apa-apanya, dibandingkan dahulu saat para pahlawan yang sedang berperang.
Menurutnya, dahulu saat berperang suara dentuman terdengar lebih keras dan menakutkan.
"Ibu lihat saat ada mercon tadi, banyak dari kalian menutup telinga dan ketakutan. Yang dirasakan eyang (pahlawan) kalian saat berperang malah lebih parah, karena mereka berperang sungguhan dan kalau ketembak mati beneran," jelasnya.
Namun demikian, Wali Kota Risma menyebutkan dahulu para pejuang tidak gentar menghadapi perang, meskipun dengan senjata seadanya. Semua itu dilakukan lantaran ingin generasi penerusnya hidup lebih sejahtera, tidak lagi dijajah, dan dapat bersekolah dengan baik.
"Oleh sebab itu, pahlawan kita sudah berani mempertaruhkan nyawanya untuk kalian (anak cucunya). Jadi sudah selayaknya kita semua harus melanjutkan perjuangan mereka dengan baik," ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menjelaskan, untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan, dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya yakni dengan cara belajar yang rajin, mencetak prestasi dengan menekuni berbagai kegiatan postif.
Untuk itu, Risma meminta kepada para pelajar untuk sungguh-sungguh menuntut ilmu, agar kelak menjadi manusia yang membanggakan Kota Surabaya.
"Jadi jangan buang kesempatan. Bisa bersekolah, bisa makan sehat, dan sudah mendapat nikmat yang luar biasa. Apa yang kalian suka kerjakan dengan sungguh, misalnya belajar ilmu sejarah biar besok jadi sejarawan yang hebat," terangnya.
Tidak hanya itu, Risma ini berpesan kepada para pelajar agar tidak melakukan adu kekerasan, atau berkelahi sesama teman. Sebab menurutnya, pertempuran generasi saat ini bukan lagi perang seperti zaman nenek moyang.
Namun pertempuran saat ini yang harus dilakukan adalah menjadi orang yang sukses dan dapat bersaing tingkat dunia.
Risma juga berharap agar anak-anak tidak saling melakukan bullying atau intimidasi satu sama lain, sebab sebenarnya tindakan tersebut sama sedang mengingtimidasi dirinya sendiri. Selain itu perbuatan tersebut merupakan sikap yang dapat memecah belah bangsa.
Oleh sebab itu, Risma terus mengingatkan agar anak-anak Surabaya bersatu dan rukun. "Kita harus pandai mengelola diri, jangan pernah merasa paling pintar, dan jangan harap kalian akan berhasil kalau suka mengolok-olok teman. Ingat para pahlawan bisa mengalahkan penjajah karena kekompakannya," tambahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kalian harus bisa sukses. Sudah tidak zaman berantem apalagi sesama teman. Harus bisa bersaing dengan anak-anak di seluruh dunia. Mengerti ya anak-anakku," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat menjadi pembicara di Sekolah Kebangsaan.
Sekolah Kebangsaan dibuka dengan teatrikal perang yang diperankan pelajar SMP 45 Surabaya. Teatrikal yang bertajuk "Peristiwa Tewasnya Jendral Mallaby" itu menceritakan perjuangan arek-arek Suroboyo ketika berperang melawan sekutu.
Teriakan takbir pun saling bersahutan, hingga suara petasan muncul dan menggugurkan para pemain yang sedang perang.
Pada kesempatan itu, Risma menyampaikan bahwa suara petasan tadi tidaklah ada apa-apanya, dibandingkan dahulu saat para pahlawan yang sedang berperang.
Menurutnya, dahulu saat berperang suara dentuman terdengar lebih keras dan menakutkan.
"Ibu lihat saat ada mercon tadi, banyak dari kalian menutup telinga dan ketakutan. Yang dirasakan eyang (pahlawan) kalian saat berperang malah lebih parah, karena mereka berperang sungguhan dan kalau ketembak mati beneran," jelasnya.
Namun demikian, Wali Kota Risma menyebutkan dahulu para pejuang tidak gentar menghadapi perang, meskipun dengan senjata seadanya. Semua itu dilakukan lantaran ingin generasi penerusnya hidup lebih sejahtera, tidak lagi dijajah, dan dapat bersekolah dengan baik.
"Oleh sebab itu, pahlawan kita sudah berani mempertaruhkan nyawanya untuk kalian (anak cucunya). Jadi sudah selayaknya kita semua harus melanjutkan perjuangan mereka dengan baik," ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menjelaskan, untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan, dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya yakni dengan cara belajar yang rajin, mencetak prestasi dengan menekuni berbagai kegiatan postif.
Untuk itu, Risma meminta kepada para pelajar untuk sungguh-sungguh menuntut ilmu, agar kelak menjadi manusia yang membanggakan Kota Surabaya.
"Jadi jangan buang kesempatan. Bisa bersekolah, bisa makan sehat, dan sudah mendapat nikmat yang luar biasa. Apa yang kalian suka kerjakan dengan sungguh, misalnya belajar ilmu sejarah biar besok jadi sejarawan yang hebat," terangnya.
Tidak hanya itu, Risma ini berpesan kepada para pelajar agar tidak melakukan adu kekerasan, atau berkelahi sesama teman. Sebab menurutnya, pertempuran generasi saat ini bukan lagi perang seperti zaman nenek moyang.
Namun pertempuran saat ini yang harus dilakukan adalah menjadi orang yang sukses dan dapat bersaing tingkat dunia.
Risma juga berharap agar anak-anak tidak saling melakukan bullying atau intimidasi satu sama lain, sebab sebenarnya tindakan tersebut sama sedang mengingtimidasi dirinya sendiri. Selain itu perbuatan tersebut merupakan sikap yang dapat memecah belah bangsa.
Oleh sebab itu, Risma terus mengingatkan agar anak-anak Surabaya bersatu dan rukun. "Kita harus pandai mengelola diri, jangan pernah merasa paling pintar, dan jangan harap kalian akan berhasil kalau suka mengolok-olok teman. Ingat para pahlawan bisa mengalahkan penjajah karena kekompakannya," tambahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019