Sebanyak 519 pengungsi asal Wamena, Papua, tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis, dengan menumpang Kapal Motor Dobonsolo milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

Felari, salah seorang pengungsi, setibanya di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kepada wartawan mengungkapkan kondisi di Wamena masih belum kondusif.

"Warga pendatang diusir. Kalau tidak, kami diancam mau dibunuh," ujarnya.

Felari yang telah menetap di Wamena dengan membuka usaha warung selama lebih dari lima tahun berencana mengungsi ke rumah keluarganya di Lumajang, Jawa Timur. "Ini saya bawa seluruh keluarga untuk mengungsi ke Lumajang," ucapnya.

Baca juga: Puluhan pengungsi Wamena tiba di Tanjung Perak Surabaya
 
Sejumlah pengungsi dari Wamena memasuki Gapura Surya Nusantara usai turun dari KM Dobonsolo yang sandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/10/2019). Sekitar 519 pengungsi korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua tiba di Surabaya. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama.


Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur Jonathan Judianto memastikan kedatangan pengungsi dari Wamena seluruhnya ditanggung pemerintah.

"Mereka adalah warga Jawa Timur yang merantau ke Papua," ujarnya.

Baca juga: 120 pengungsi dari Wamena tiba di Malang

Dia menjelaskan, masing-masing pengungsi yang hari ini tiba dengan menumpang KM Dobonsolo hanya membayar biaya retribusi senilai Rp6 ribu.

"Selebihnya biaya kepulangan mereka sampai ke daerah asal di berbagai kabupaten/ kota wilayah Jawa Timur kami tanggung," ucapnya.

Baca juga: Diangkut pesawat Hercules, 50 pengungsi dari Wamena tiba di Magetan

Jonathan menandaskan, sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing keluarganya, para pengungsi terlebih dahulu ditampung di Asrama Transito, Jalan Margerejo Surabaya, untuk dilakukan pendataan sekaligus pemeriksaan kesehatan.

"Dinas Kesehatan dan juga Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya akan memeriksa kesehatan para pengungsi, salah satunya kami mengantisipasi agar tidak ada yang terjangkit penyakit malaria," katanya.

Di Asrama Transito, lanjut Jonathan, masing-masing pengungsi juga akan menerima bantuan sosial dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Akomodasi kepulangan mereka ke masing-masing rumah keluarganya di berbagai daerah kabupaten/ kota wilayah Jawa Timur juga telah kami siapkan," ucapnya. 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019