Ratusan hektare tanaman sayuran di lereng Gunung Lawu Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengering akibat kekurangan air sehingga petani terancam gagal panen.

Seorang petani sayuran di Desa Bulugunung, Kecamatan Plaosan, Magetan, Subagyo, di Magetan, Kamis, mengatakan kekurangan air menyerang tanaman tomat, kubis, seledri, sawi, daun bawang, dan jagung milik para petani.

"Diperkirakan ada sekitar 500 hektare lahan tanaman sayuran di daerah sini yang terdampak, sebanyak 200 hektare di antaranya telah kering. Lama-lama tanaman bisa layu, kering, dan mati karena kurang air," ujarnya.

Baca juga: Kemarau panjang, petani jagung di Magetan terancam gagal panen

Selain karena tidak ada hujan akibat musim kemarau, katanya, kekeringan tersebut juga disebabkan terhentinya air irigasi dari Telaga Sarangan.
 
Seorang petani tomat di Kabupaten Magetan merugi akibat harganya anjlok, yakni hanya Rp500 per kilogram. (ANTARA Jatim/Louis Rika Stevani)


Pihak pengelola air Telaga Sarangan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo memutuskan menutup pintu air suplai irigasi sejak sebulan lalu, karena debit air telaga tersebut menyusut signifikan.

Baca juga: Panen raya, petani di sentra produksi tomat Magetan justru merugi

Subagyo menjelaskan selain terancam gagal panen, para petani juga dihadapkan dengan masalah jatuhnya harga jual di sentra produksi karena tanaman yang layu. Kondisi tersebut semakin membuat para petani sayur di Magetan merugi.

"Seperti harga tomat hanya di kisaran Rp500 hingga Rp1.000 per kilogram di tingkat petani. Daun seledri anjlok dari Rp10.000 menjadi Rp2.000 hingga Rp3.000 per kilonya. Rugi ini kami," kata dia.

Baca juga: 81.000 pohon jeruk pamelo di Magetan mati akibat kekeringan

Guna mengurangi kerugian yang lebih besar, petani segera memanen sayurannya sebelum tanaman tersebut mati kekeringan.

Meski pihak BBWS akhirnya memberikan keringanan dengan membuka kembali pintu air Telaga Sarangan selama tujuh hari ke depan, penutupan pintu air telaga yang dilakukan sejak sebulan terakhir telah berdampak fatal pada tanamannya saat ini.
 
Tempat wisata Telaga Sarangan di lereng Gunung Lawu wilayah Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang kondisi airnya tampak menyusut. (ANTARA Jatim/Louis Rika)


Seorang petani sayur lainnya di Desa Buluharjo, Plaosan, Supanji, mengaku sudah sebulan lebih tanaman kubis miliknya tidak mendapat pasokan air.

"Tanaman kubis menjadi layu dan bahkan sebagian telah mengering. Akibatnya tanaman mati dan gagal panen," katanya.

Ia mengaku baru tahun ini pengalaman pahit dialaminya saat menanam sayuran di lereng Gunung Lawu. Pada tahun-tahun sebelumnya, pasokan air irigasi dari Telaga Sarangan masih mencukupi meski musim kemarau.

Sesuai data, selain untuk sektor pariwisata, Telaga Sarangan juga menyuplai air untuk PDAM dan irigasi pertanian. Untuk irigasi, Telaga Sarangan di antaranya menyuplai lahan pertanian di delapan desa di Kecamatan Plaosan.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019