Trenggalek (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek mempertahankan status siaga kekeringan di daerah itu meski hujan beberapa kali turun dengan intensitas ringan-sedang dalam sepekan terakhir, karena dinilai belum berdampak terhadap sediaan air tanah masyarakat.
"Kenyataannya, jumlah daerah yang terdampak kekeringan saat ini justru bertambah," kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, di Trenggalek, Kamis.
Hingga saat ini petugas gabungan sudah melakukan sebanyak 1.757 kali pengiriman air bersih menggunakan tangki berkapasitas 4.000 hingga 6.000 liter.
"Kami sudah distribusikan bantuan 41 terpal, 55 tandon dan 367 jerigen," ujarnya.
Akibat kekeringan itu, sebanyak 17.630 jiwa dari 6.417 kepala keluarga terdampak krisis air bersih.
Pihaknya berharap di "Bumi Menak Sopal' segera diguyur hujan secara merata sehingga warga tak lagi mengalami kesulitan mengakses air bersih.
Kendati begitu, pihaknya mengimbau kepada warga untuk waspada terjadinya potensi bencana hidrometeorologi dampak peralihan musim.
"Kami imbau kepada masyarakat untuk selalu hati-hati dan waspada cuaca ekstrem dampak peralihan musim," katanya.
Merujuk peta monitoring hari tanpa hujan BMKG Stadion Klimatologi Kelas I Juanda, hari tanpa hujan berturut-turut di wilayah Jawa Timur bervariasi sangat pendek hingga kekeringan ekstrim.
Namun terdapat kriteria masih ada hujan di beberapa wilayah meliputi Kabupaten Banyuwangi, Blitar, Jember, Bojonegoro, Gresik, Jombang, Lumajang, Malang Probolinggo, Tulungagung dan Trenggalek.
"Distribusi curah hujan dasarian II November 2023 di Provinsi Jawa Timur pada umumnya kriteria rendah hingga menengah. Namun ada kriteria hujan tinggi di sebagian kecil Kabupaten Trenggalek bagian selatan," tuturnya.
Trenggalek berstatus siaga kekeringan meski mulai hujan
Kamis, 23 November 2023 22:34 WIB
Kenyataannya, jumlah daerah yang terdampak kekeringan saat ini justru bertambah