Perusahaan rintisan dan e-commerce Bukalapak mencatatkan mitra usaha warung di seluruh Indonesia sebanyak 2,5 juta unit dan menjadi salah satu perusahaan yang mendorong terciptanya usaha mandiri di masyarakat.

"Program Mitra Bukalapak dimulai sejak tahun 2017, dan hingga saat ini telah mencapai 2,5 juta Mitra Bukalapak di seluruh Indonesia. Jauh meninggalkan pemain lain," kata Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid dalam keterangan persnya di Surabaya, Rabu.

Ia menjelaskan, Bukalapak akan terus berinovasi agar warung tradisional yang bekerja sama dapat meningkatkan volume transaksi bisnisnya, sebab penggunaan teknologi bisa membantu mitra warung untuk menciptakan kemapanan. 

"Kami berusaha supaya penghasilan mitra warung dan agen bisa lebih stabil, bahkan transaksi yang terjadi di warung meningkat misalnya dengan kemudahan menemukan lokasi warung lewat penelusuran Google Bisnisku,” kata dia.

Merujuk ke riset CLSA Ltd yang berbasis di Hong Kong dengan judul E-warung, Indonesia’s New Digital Battleground dan dirilis pada September 2019, sedikitnya 65-70 persen dari penjualan ritel Indonesia terjadi di warung, dan akan menjadi medan pertempuran utama untuk e-payment dan fintech

CLSA menyebut bahwa Bukalapak memiliki jaringan warung terbanyak dibanding pemain lain di Indonesia, dan warung disebut sebagai pintu utama dalam inklusi finansial di Indonesia, di mana hanya 49 persen penduduk usia 15 tahun ke atas memiliki rekening bank. 

"Kami percaya bahwa tingkat kesuksesan program warung akan menentukan pemenang pemain payment di negara ini,” tulis CLSA yang menyebut, warung Mitra Bukalapak mudah ditemukan di berbagai daerah, terutama di tiga kota besar Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019