Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur masih koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jatim terkait dengan informasi kepulangan warga perantau asal Blitar, korban kerusuhan di Wamena, Provinsi Papua, yang hendak pulang kampung.

"Kami terus koordinasi dengan Dinas Sosial provinsi, warga Blitar di sana belum ada informasi sudah dipulangkan atau belum," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Blitar Romelan di Blitar, Sabtu.

Ia mengatakan dari laporan yang masuk, terdapat warga Blitar yang merantau ke Papua. Namun, pascainsiden kerusuhan di Wamena hingga saat ini belum ada laporan kapan warga Blitar tersebut akan dipulangkan.

"Padahal, tetangga sudah ada (yang dipulangkan, red.) misalnya Malang. Saya tanya ke provinsi untuk Blitar belum. Dari laporan ada yang merantau, namun, apakah terkena dampak yang kemarin atau tidak (kerusuhan, red.) kami belum tahu," ujar dia.

Pihaknya juga menegaskan pemerintah kabupaten siap untuk menjemput warga asal Blitar yang merantau ke Papua tersebut. Saat ini, pemkab tinggal menunggu pemberitahuan lebih lanjut dan baru melakukan tindakan.

"Kami siap, tinggal menunggu pemberitahuan untuk suruh jemput," kata dia.

Kerusuhan terjadi pada Senin (23/9) akibat hoaks dan membuat ribuan orang mengungsi. Sejumlah pemerintah provinsi mengupayakan pemulangan warganya dari daerah itu, seperti NTB, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur.

Sebelumnya, terdapat 120 pengungsi asal Wamena, Provinsi Papua, sudah tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh, Kabupaten Malang pada Rabu (2/5), sekitar pukul 14.50 WIB, naik pesawat Hercules C-130 dengan nomor lambung A-1305.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang saat itu menyambut kedatangan pengungsi mengatakan jumlah warga yang dipulangkan dari Wamena ke wilayah Jawa Timur tersebut sebanyak 120 orang, terdiri atas 115 orang dewasa dan lima anak-anak.

Para pengungsi yang tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang tersebut diberangkatkan dari Jayapura pada Selasa (1/10). Rute yang ditempuh adalah, Jayapura menuju Biak dan bermalam.

Perjalanan dilanjutkan keesokan harinya dari Biak menuju Ambon, Makassar, dan terakhir menuju Malang. Lama waktu penerbangan dari Makassar ke Malang kurang lebih enam jam.

Para pengungsi itu berasal dari Probolinggo, Pasuruan, dan Madura. Mereka akan difasilitasi kepulangannya hingga daerah tujuan dan bertemu sanak keluarga mereka.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah membuka posko pendataan di Wamena dan Jayapura untuk keperluan administrasi, khususnya bagi warga Jawa Timur yang akan kembali ke daerahnya.
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019