Pemerintah Kota Probolinggo, Jawa Timur, akan membuka posko pengaduan untuk mendeteksi keberadaan warga kota setempat yang merantau di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
"Saya minta kelurahan dan kecamatan membuka posko pengaduan hari ini, sehingga diharapkan posko tersebut bisa mengetahui berapa banyak warga Kota Probolinggo yang mengadu nasib di Papua, terutama di Wamena," kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin di Kota Probolinggo, Kamis.
Dengan membuka posko pengaduan, lanjut dia, warga Kota Probolinggo bisa mengadu melalui RW dan RT lalu dilaporkan ke camat, sehingga camat bisa mendapatkan data berapa warga di kecamatan itu yang berangkat ke Papua.
Baca juga: Alami trauma, Wali Kota Probolinggo sambangi warga terdampak kerusuhan Wamena
Menurut ia, bekerja di berbagai wilayah baik di dalam negeri maupun luar negeri memang menjadi hak setiap orang. Berbeda dengan menjadi TKI, warga yang bekerja di dalam negeri memang tidak perlu melapor ke pemerintahan setempat melalui dinas terkait.
Namun, kondisi di Wamena, Papua, diberlakukan kebijakan yang berbeda karena di sana masih ada antrean warga yang akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing, termasuk di Kota Probolinggo.
"Kami masih belum memiliki data tentang warga Kota Probolinggo yang merantau di Wamena, sehingga kami minta pada camat dan lurah untuk buka posko pengaduan by name by address, sekaligus ada nomor teleponnya, sehingga kami bisa memantau setiap hari," tuturnya.
Baca juga: Warga Kota Probolinggo enggan balik ke Wamena
Hadi mengimbau warga di Papua agar berlindung di tempat yang aman, tempat TNI dan Polri, sehingga proses pemulangan memang memerlukan waktu dan pihaknya berharap konflik di sana segera reda.
Camat Wonoasih Deus Nawandi mengatakan pihaknya siap melaksanakan apa yang menjadi perintah Wali Kota Habib Hadi untuk mendirikan posko, sehingga pihak kecamatan akan memasang banner di kelurahan dan kecamatan, agar masyarakat mudah melaporkan kepada pihak kecamatan dan kelurahan yang tentunya melibatkan RW dan RT setempat.
Hal senada juga disampaikan Camat Kademangan Pujo Agung Satrio dan Camat Kanigaran Pudi Adji Tjahjo Wahono ketika mendampingi wali kota menemui warga dan berdasarkan data sementara, dari Kecamatan Kedopok terdata sebanyak 30 orang yang berada di Wamena dan beberapa di antaranya sudah pulang ke Kota Probolinggo.
Kekhawatiran pun menyelimuti Wiwik, warga Cokrominoto yang suaminya masih dalam antrean kepulangan dari Jayapura dan masih bisa berkomunikasi dengan suaminya yang bekerja sebagai tukang ojek, yang kini ada di penampungan.
"Saya berharap suami saya bisa segera pulang dengan selamat sampai disini dan bisa berkumpul dengan keluarga lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Saya minta kelurahan dan kecamatan membuka posko pengaduan hari ini, sehingga diharapkan posko tersebut bisa mengetahui berapa banyak warga Kota Probolinggo yang mengadu nasib di Papua, terutama di Wamena," kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin di Kota Probolinggo, Kamis.
Dengan membuka posko pengaduan, lanjut dia, warga Kota Probolinggo bisa mengadu melalui RW dan RT lalu dilaporkan ke camat, sehingga camat bisa mendapatkan data berapa warga di kecamatan itu yang berangkat ke Papua.
Baca juga: Alami trauma, Wali Kota Probolinggo sambangi warga terdampak kerusuhan Wamena
Menurut ia, bekerja di berbagai wilayah baik di dalam negeri maupun luar negeri memang menjadi hak setiap orang. Berbeda dengan menjadi TKI, warga yang bekerja di dalam negeri memang tidak perlu melapor ke pemerintahan setempat melalui dinas terkait.
Namun, kondisi di Wamena, Papua, diberlakukan kebijakan yang berbeda karena di sana masih ada antrean warga yang akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing, termasuk di Kota Probolinggo.
"Kami masih belum memiliki data tentang warga Kota Probolinggo yang merantau di Wamena, sehingga kami minta pada camat dan lurah untuk buka posko pengaduan by name by address, sekaligus ada nomor teleponnya, sehingga kami bisa memantau setiap hari," tuturnya.
Baca juga: Warga Kota Probolinggo enggan balik ke Wamena
Hadi mengimbau warga di Papua agar berlindung di tempat yang aman, tempat TNI dan Polri, sehingga proses pemulangan memang memerlukan waktu dan pihaknya berharap konflik di sana segera reda.
Camat Wonoasih Deus Nawandi mengatakan pihaknya siap melaksanakan apa yang menjadi perintah Wali Kota Habib Hadi untuk mendirikan posko, sehingga pihak kecamatan akan memasang banner di kelurahan dan kecamatan, agar masyarakat mudah melaporkan kepada pihak kecamatan dan kelurahan yang tentunya melibatkan RW dan RT setempat.
Hal senada juga disampaikan Camat Kademangan Pujo Agung Satrio dan Camat Kanigaran Pudi Adji Tjahjo Wahono ketika mendampingi wali kota menemui warga dan berdasarkan data sementara, dari Kecamatan Kedopok terdata sebanyak 30 orang yang berada di Wamena dan beberapa di antaranya sudah pulang ke Kota Probolinggo.
Kekhawatiran pun menyelimuti Wiwik, warga Cokrominoto yang suaminya masih dalam antrean kepulangan dari Jayapura dan masih bisa berkomunikasi dengan suaminya yang bekerja sebagai tukang ojek, yang kini ada di penampungan.
"Saya berharap suami saya bisa segera pulang dengan selamat sampai disini dan bisa berkumpul dengan keluarga lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019