Forum Komunikasi Putra-putri Purnawirawan dan Putra-putri TNI-Polri (FKPPI) menekankan penyelesaian konflik yang berpotensi memecah belah persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan pendekatan budaya. 

Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo mengatakan kemungkinan terjadi konflik di Indonesia yang masyarakatnya majemuk memang sangat mungkin terjadi. Dia mencontohkan pada kejadian terakhir yang berujung kerusuhan di beberapa tempat wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat yang dipicu oleh sejumlah peristiwa yang terjadi di Jawa Timur.  

"Bhinneka Tunggal Ika dicetuskan lebih dari seribu tahun yang lalu oleh Mpu Tantular, yang berarti sudah ribuan tahun sering terjadi konflik di negeri yang masyarakatnya majemuk ini,” katanya kepada wartawan di Surabaya, Minggu. 

Menurut dia konflik pada masyarakat majemuk bisa terjadi karena banyak sebab namun yang terpenting adalah cara penyelesaiannya.       

"FKPPI selama ini selalu bergerak mencari upaya mempertahankan NKRI," ujarnya.

Pontjo mengungkapkan FKPPI selalu mengupayakan penyelesaian konflik yang terjadi dengan pendekatan budaya. 

Dia meyakini tiap komunitas punya cara sendiri untuk mengatasi konflik.

"Setiap manusia tunduk pada budayanya daripada hukum yang berlaku. Itu karena hukum yang berlaku di Indonesia masih berpedoman pada norma-norma barat,"  ucapnya.

Maka dalam perkara antara masyarakat Papua dan Jawa Timur belum lama lalu, FKPPI mencari cara penyelesaian dengan pendekatan budaya. 

"Salah satunya kami tanyakan ke teman-teman di Papua untuk mengomunikasikan cara penyelesaiannya," ujarnya. 

Pada Kamis (22/8) malam lalu, FKPPI mengeluarkan keputusan tegas dengan memecat anggotanya Tri Susanti yang diketahui bertindak sebagai koordinator lapangan dalam aksi di depan Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan Surabaya, pada 15 hingga 17 Agustus lalu, yang disebut sebagai salah satu pemicu terjadinya kerusuhan di beberapa tempat wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.   (*)  
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019