Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya mengimbau warga agar senantiasa waspada bahwa dinamika global terutama yang berkaitan dengan tindak kejahatan terorisme masih merupakan ancaman yang serius.
"Oleh karena itu otoritas keamanan perlu bersinergi-kerja dengan masyarakat sipil, termasuk organisasi sosial keagamaan," kata Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Surabaya, Mahsun Jayadi di Surabaya, Selasa.
Pernyataan Ketua PD Muhammadiyah Surabaya ini berawal dari Polsek Wonokromo, Surabaya pada Sabtu (17/8) diserang oleh seseorang dengan menyabetkan celurit ke arah petugas.
Hasil pemeriksaan sementara pihak kepolisian, pelaku (IM) diduga melakukan "amaliah" terorisme dan terindikasi berkaitan dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah) atau organisasi gerilyawan Islam Irak dan Suriah.
Menurut dia, usai teror bom yang pernah terjadi di Surabaya pada Mei 2018 ternyata belum selesai karena kembali terjadi teror yang dilakukan seseorang terhadap Polsek Wonokromo, Kota Surabaya.
"Tentunya ini bisa mengancam kembali perdamaian serta keharmonisan dan persaudaraan khususnya di Surabaya," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, PD Muhammadiyah Surabaya mengutuk keras pelaku tindak kejahatan tersebut dan untuk diusut secara terbuka dan transparan serta pelaku tindak kejahatan tersebut segera bisa ditangkap dan diadili serta dihukum berdasarkan pada undang-undang yang berlaku.
Ia mengimbau kepada seluruh warga Surabaya, khususnya warga dan simpatisan Muhammadiyah agar tetap mewaspadai terkait adanya aktivitas-aktivitas di sejumlah tempat yang dinilai mencurigakan.
"Bisa jadi semacam upaya balas dendam atas berbagai kejadian pra dan pasca-pemilu ini oleh kelompok tertentu. Tetapi bisa juga dugaan sebuah skenario besar yang berusaha menghabisi umat Islam oleh pihak tertentu," ujarnya.
Selain itu, ia juga menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk senantiasa menjunjung prinsip dan nilai perdamaian serta menghormati harkat dan martabat kemanusiaan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Oleh karena itu otoritas keamanan perlu bersinergi-kerja dengan masyarakat sipil, termasuk organisasi sosial keagamaan," kata Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Surabaya, Mahsun Jayadi di Surabaya, Selasa.
Pernyataan Ketua PD Muhammadiyah Surabaya ini berawal dari Polsek Wonokromo, Surabaya pada Sabtu (17/8) diserang oleh seseorang dengan menyabetkan celurit ke arah petugas.
Hasil pemeriksaan sementara pihak kepolisian, pelaku (IM) diduga melakukan "amaliah" terorisme dan terindikasi berkaitan dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah) atau organisasi gerilyawan Islam Irak dan Suriah.
Menurut dia, usai teror bom yang pernah terjadi di Surabaya pada Mei 2018 ternyata belum selesai karena kembali terjadi teror yang dilakukan seseorang terhadap Polsek Wonokromo, Kota Surabaya.
"Tentunya ini bisa mengancam kembali perdamaian serta keharmonisan dan persaudaraan khususnya di Surabaya," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, PD Muhammadiyah Surabaya mengutuk keras pelaku tindak kejahatan tersebut dan untuk diusut secara terbuka dan transparan serta pelaku tindak kejahatan tersebut segera bisa ditangkap dan diadili serta dihukum berdasarkan pada undang-undang yang berlaku.
Ia mengimbau kepada seluruh warga Surabaya, khususnya warga dan simpatisan Muhammadiyah agar tetap mewaspadai terkait adanya aktivitas-aktivitas di sejumlah tempat yang dinilai mencurigakan.
"Bisa jadi semacam upaya balas dendam atas berbagai kejadian pra dan pasca-pemilu ini oleh kelompok tertentu. Tetapi bisa juga dugaan sebuah skenario besar yang berusaha menghabisi umat Islam oleh pihak tertentu," ujarnya.
Selain itu, ia juga menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk senantiasa menjunjung prinsip dan nilai perdamaian serta menghormati harkat dan martabat kemanusiaan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019