Bayi kembar siam asal Kendari, Sulawesi Tenggara, Aqila dan Azila, akan menjalani masa isolasi selama satu minggu setelah operasi pemisahan di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Rabu (14/8).

"Satu minggu pertama akan diisolasi di ICU agar tidak terjadi infeksi pada bayi," kata Wakil Ketua Tim Penanganan Kembar Siam RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Poerwadi, di Surabaya, Kamis.

Poerwadi menjelaskan, terjadinya infeksi pascaoperasi pemisahan adalah hal yang paling diantisipasi tim dokter. Pasalnya, operasi pemisahan bayi kembar Aqila dan Azila berlangsung tiga jam lebih.

Kemudian luka yang luas serta kurangnya jaringan juga dapat menyebabkan infeksi. Namun, tim dokter telah mengantisipasi hal tersebut dengan langkah asepsi dan juga antisepsis.

Selain itu, pencegahan dilakukan dengan pemberian antibiotika profilaksis.

"Infeksi bisa terjadi karena terfusi organ yaitu aliran darah ke organ menurun karena gangguan pernafasan, gangguan aliran darah, kedinginan dan kebanyakan orang," ujarnya.

Ia mengakui tim dokter kesulitan saat memisahkan dinding dada yang cukup luas. Sementara untuk pemisahan liver hanya membutuhkan waktu 40 menit.

Poerwadi optimistis pascaoperasi pemisahan, harapan hidup terhadap dua bayi tersebut sangat tinggi. Hal itu merujuk kedua bayi yang masing-masing punya organ dalam.

"Harapan hidup tinggi. Masing-masing punya organ dalam. Diagnosa umur satu bulan survival dan bisa dipisahkan. Walaupun bayi hijau ada celah di biliknya," ujarnya.

Sebelumnya bayi kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) asal Kendari, Sulawesi Tenggara, Aqila dan Azila menjalani operasi pemisahan atau separasi di Gedung bedah Pusat Terpadu RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Rabu (14/8).

Kedua bayi berhasil dipisahkan setelah menjalani operasi kurang lebih selama lima jam.

Baca juga: Kembar siam Aqila-Azila berhasil dipisahkan setelah lima jam operasi
Baca juga: Kembar siam Aqila dan Azila akhirnya "berpisah"
Baca juga: Dokter: Bayi Azila sempat dibedah ulang

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019