Jarum jam menunjukkan pukul 06.15 WIB, ketika bayi kembar siam Aqila dan Azila dibawa oleh tim dokter menuju ruang operasi di Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD dr Soetomo Surabaya, Rabu.

Sekitar pukul 07.00 WIB, kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) asal Kendari, Sulawesi Tenggara, berusia 18 bulan itu, menjalani operasi pemisahan.

Ruangan tempat memonitor operasi juga masih sepi, terlihat hanya ada tiga orang perempuan dan seorang pria yang duduk di barisan bangku paling depan. Mereka adalah orang tua dan keluarga sang bayi kembar siam.

Dengan mata berkaca-kaca dan kerutan di kening, mereka menarik nafas panjang secara perlahan untuk mempersiapkan hati menyaksikan operasi separasi anak dan cucu mereka.

"Setiap sholat saya berdoa agar diberikan kelancaran saat operasi. Saya harap Aqila dan Azila bisa hidup layaknya seperti anak seumuran mereka yang lain dan pulang ke Kendari dalam kondisi yang sehat," ujar Silvina Dewi, ibu dari kedua bayi perempuan tersebut.

Menjelang operasi dimulai, ruangan tersebut mulai ramai dengan kehadiran para wartawan, sejumlah dokter dan perawat rumah sakit, serta beberapa mahasiswa luar negeri yang ingin ikut mengamati langsung jalannya operasi melalui layar monitor.

Dengan tatapan mata lurus ke layar monitor, kedua orang tua dan keluarga sang bayi kembar siam duduk dengan bahu tegang menunggu operasi dimulai.

"Semalam pun mereka berdua aktif dan sehat seperti bayi pada umumnya. Yang membedakan mereka kan hanya karena mereka saling menempel," tutur Silvina.

Baca juga: Bayi kembar siam asal Kendari jalani operasi pemisahan (Video)

Mata Silvina dan Jayasri, suaminya, tampak berkaca-kaca menatap layar monitor yang mulai menayangkan aktivitas tim dokter kembar siam RSUD dr Soetomo mengoperasi anak kembar mereka.

Di samping mereka, Asmiati, ibu dari Jayasri atau sang nenek bayi kembar siam, ikut memejamkan mata sambil mendekap kedua tangannya di depan dada, seperti sedang memanjatkan doa.

Mereka semua terlihat sedikit tegang menanti hasil operasi pemisahan yang diperkirakan berlangsung selama 12 jam dan melibatkan sekitar 70 dokter berbagai disiplin ilmu.

Kekhawatiran tergambar jelas pada raut wajah mereka yang menatap layar monitor dengan seksama. Meski telah menguatkan hati, sesekali terdengar isak dan tangisan yang sudah tidak tertahankan keluar dari mulut mereka.

"Awal mengetahui Aqila dan Azila kembar siam saat masih empat bulan di kandungan. Saya sudah mempersiapkan diri, belajar untuk ikhlas dan belajar menerima kalau suatu saat ini akan terjadi. Berkat dukungan keluarga dan warga Kendari, akhirnya saya dapat iklhas dengan situasi yang ada," cerita Silvina Dewi.
Tim medis menyelimuti Aqila dan Azila kembar siam asal Kendari, Sulawesi Tenggara di Instalansi Rawat Inap (Irna) anak RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur, Rabu (14/8/2019). Kembar siam dempet dada dan perut itu menjalani operasi pemisahan pada hari ini di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) di rumah sakit tersebut. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono/foc)


Akhirnya terpisah

Jarum jam terus berjalan dan menuju pukul 09.45 WIB, saat pada layar monitor yang menayangkan aktivitas ruang operasi terlihat detik-detik insisi pertama untuk memisahkan area perut Azila dan Aqila.

Pisau bedah tim kembar siam yang dipimpin dr Agus Harianto SpA secara perlahan memisahkan bagian perut buah hati pasangan Jayasri dan Silvina Dewi.

Tim dokter secara hati-hati memisahkan liver Azila dan Aqila yang saling menempel. Sekitar pukul 10.40 WIB, Wakil Ketua Tim Kembat Siam Dr Poerwadi SpBA (K) memberikan kabar membahagiakan bahwa liver dan dinding perut kedua bati telah berhasil dipisahkan.

Baca juga: Kembar siam Aqila-Azila berhasil dipisahkan setelah lima jam operasi

Namun demikian, dokter spesialis bedah melanjutkan bahwa bayi Aqila mengalami hernia umbilica, yang berarti memiliki pusar bolong dengan posisi usus masuk ke dalam.

Dengan kondisi tersebut, satu tali pusar diberikan pada Aqila, sementara Azila akan menerima pusar buatan.

Usai menyampaikan berita tersebut, dr Poerwadi kembali ke ruang operasi dan insisi pada bagian dada dan jantung pun dimulai.

Pemisahan jantung merupakan tantangan terbesar kedua yang dihadapi tim dokter kembar siam, karena jantung yang juga menempel dan dikhawatirkan apabila selaput jantung tidak terpisah.

"Apabila selaput jantung menyatu saat dipisahkan akan ada pendarahan," jelas dr Poerwadi.

Menit demi menit berjalan dan ketika waktu menunjukkan pukul 11.55 WIB, bunyi telepon seluler yang digunakan untuk memberi info seputar kegiatan di ruang operasi berdering.

Kabar bahwa Aqila dan Azila telah berhasil dipisahkan terngiang di ruangan monitor tempat keluarga kedua bayi perempuan itu berada.

Dengan berderai air mata, keluarga Aqila dan Azila tersenyum bahagia menatap putri dan cucu mereka yang telah terpisah untuk pertama kalinya di layar monitor.

"Saya bahagia sekali, ini pertama kalinya saya melihat mereka terpisah" ujar Silvina Dewi sambil terisak.

Dipenuhi rasa lega dan bahagia melihat kedua cucunya berhasil dipisahkan, nenek dari kedua bayi tersebut, Asmiati, terjatuh pingsan dan dengan segera dibantu oleh pihak rumah sakit serta keluarganya.

Kedua bayi tersebut pun kemudian dibawa ke dua ruangan terpisah dan masing masing mulai menjalankan operasi rekonstruksi. Secara keseluruhan operasi berakhir sekitar pukul 17.00 WIB menjelang Maghrib.

Masih dengan mata berkaca-kaca, Silvina Dewi mengucapkan, "Alhamdulilah anak saya sudah terpisah dan sebentar lagi mereka dapat melakukan kehidupan seperti anak anak pada umumnya, keinginan terbesar saya agar anak saya terpisahkan akhirnya terkabulkan."

Akan tetapi, perjalanan Aqila dan Azila masih belum selesai. Keduanya memang sudah terpisah, namun masih harus mendapat pantauan ekstra intensif dari tim dokter hingga beberapa hari ke depan, sampai melewati masa kritis pasca-operasi pemisahan.

Baca juga: Bayi Azila dipasang plat sebagai ganti tulang dada
Baca juga: Dokter: Bayi Azila sempat dibedah ulang

Pewarta: Ade Resty/Lita Hendryani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019