Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berjanji akan menjamin pelayanan dan perawatan bayi yang dibuang orang tuanya di Pasar Gandusari, hingga paripurna dan mendapat orang tua asuh.
"Layanan kesehatan bayi akan ditanggung pemerintah daerah, juga pendampingannya sampai mendapat orang tua asuh. Pokoknya sampai paripurna," kata Bupati Nur Arifin di Trenggalek, Senin.
Kata dia, apabila proses adopsi atau calon orang tuanya sudah ada langsung bisa diberikan kartu identitas anak sekalian.
Hal itu dimaksudkan agar si bayi ini nanti tumbuh sudah diakui sebagai warga negara Indonesia.
Mochamad Nur Arifin mengimbau kepada warga masyarakat, bahwa banyak di luar sana yang berharap mendapat rejeki punya anak.
"Saya harap berfikir sebelum bertindak kalaupun ada sesuatu yang telah terjadi. Meskipun saya tidak tahu kasusnya seperti apa, tolonglah anaknya jangan dibuang," ujarnya.
Ia mengingatkan semua pihak, bahwa merawat anak itu sebuah ibadah yang luar biasa.
"Saya malah punya prinsip bila kita sudah berbuat dosa, jangan sampai kita membuat dosa yang kedua," katanya.
Nur Arifin berharap masyarakat lebih bijaksana lagi dalam pergaulan, sehingga tidak terjadi kejadian serupa.
"Saya berdoa semoga tidak ada lagi kejadian serupa dan saya doakan anak anak ini diangkat derajatnya. Tidak ada seorang anak ingin dilahirkan seperti ini," katanya.
Kejadian penemuan bayi terjadi pada Minggu (4/8) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB. Bayi malang yang diduga baru lahir itu ditemukan oleh pedagang di Pasar Gandusari, Trenggalek.
Penemu curiga dengan suara bayi dalam kardus air mineral yang diletakkan di atas meja tempatnya berjualan. Kecurigaan tersebut terbukti, setelah mendekat dan memeriksa isi kardus, terlihat bayi berjenis kelamin laki laki, seperti baru dilahirkan dan dibungkus jas hujan berwarna abu abu dengan ari-ari masih menempel di badan.
Bayi itu ditemukan dalam kondisi masih hidup, lalu oleh petugas dititipkan di Ruang Matahari RSUD dr Soedomo, Trenggalek guna mendapatkan perawatan intensif.
Nur Arifin dan istri sempat menjenguk kondisi bayi di rumah sakit. Ia mengaku sempat khawatir bayi malang itu terserang hipotermia atau yang lainnya.
"Alhamdulillah bayinya sehat, panjang 50 dan beratnya 3,3 kilogram. Kondisinya normal cuma sel darah putihnya agak naik sehingga perlu observasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Layanan kesehatan bayi akan ditanggung pemerintah daerah, juga pendampingannya sampai mendapat orang tua asuh. Pokoknya sampai paripurna," kata Bupati Nur Arifin di Trenggalek, Senin.
Kata dia, apabila proses adopsi atau calon orang tuanya sudah ada langsung bisa diberikan kartu identitas anak sekalian.
Hal itu dimaksudkan agar si bayi ini nanti tumbuh sudah diakui sebagai warga negara Indonesia.
Mochamad Nur Arifin mengimbau kepada warga masyarakat, bahwa banyak di luar sana yang berharap mendapat rejeki punya anak.
"Saya harap berfikir sebelum bertindak kalaupun ada sesuatu yang telah terjadi. Meskipun saya tidak tahu kasusnya seperti apa, tolonglah anaknya jangan dibuang," ujarnya.
Ia mengingatkan semua pihak, bahwa merawat anak itu sebuah ibadah yang luar biasa.
"Saya malah punya prinsip bila kita sudah berbuat dosa, jangan sampai kita membuat dosa yang kedua," katanya.
Nur Arifin berharap masyarakat lebih bijaksana lagi dalam pergaulan, sehingga tidak terjadi kejadian serupa.
"Saya berdoa semoga tidak ada lagi kejadian serupa dan saya doakan anak anak ini diangkat derajatnya. Tidak ada seorang anak ingin dilahirkan seperti ini," katanya.
Kejadian penemuan bayi terjadi pada Minggu (4/8) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB. Bayi malang yang diduga baru lahir itu ditemukan oleh pedagang di Pasar Gandusari, Trenggalek.
Penemu curiga dengan suara bayi dalam kardus air mineral yang diletakkan di atas meja tempatnya berjualan. Kecurigaan tersebut terbukti, setelah mendekat dan memeriksa isi kardus, terlihat bayi berjenis kelamin laki laki, seperti baru dilahirkan dan dibungkus jas hujan berwarna abu abu dengan ari-ari masih menempel di badan.
Bayi itu ditemukan dalam kondisi masih hidup, lalu oleh petugas dititipkan di Ruang Matahari RSUD dr Soedomo, Trenggalek guna mendapatkan perawatan intensif.
Nur Arifin dan istri sempat menjenguk kondisi bayi di rumah sakit. Ia mengaku sempat khawatir bayi malang itu terserang hipotermia atau yang lainnya.
"Alhamdulillah bayinya sehat, panjang 50 dan beratnya 3,3 kilogram. Kondisinya normal cuma sel darah putihnya agak naik sehingga perlu observasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019