Bawang merah varietas Biru Lancor dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, diekspor ke Thailand sebanyak 165 ton yang akan dikirim pihak eksportir PT Cipta Makmur Sentausa secara bertahap pada Agustus 2019.
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko di Probolinggo, Senin, mengatakan ekspor bawang merah sebagai salah satu kegiatan pengembangan pasar yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Probolinggo.
"Bawang merah Kabupaten Probolinggo merupakan bawang merah terbaik di Indonesia dan menjadi pemasok pasar terbesar di kota/kabupaten se-Indonesia seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," katanya.
Menurutnya produksi bawang merah dari petani ke Pasar Bawang Dringu Probolinggo sebesar 120-150 ton per hari atau senilai Rp1,3 miliar hingga Rp1,6 miliar dan bawang merah yang keluar dari Pasar Bawang Dringu dan wilayah luar pulau Jawa sebesar 80-100 ton per hari atau senilai Rp880 juta hingga Rp1,1 miliar, sedangkan di dalam pulau Jawa sebesar 7-40 ton per hari atau senilai Rp77 juta hingga Rp440 juta.
"Dalam data realisasi tanam panen, produktivitas dan produksi bawang merah pada bulan Januari sampai Juni 2019 tercatat luas tanam 2.224 hektare, luas panen 1.006 hektare, produktivitas 15 sampai 17 ton per hektare, dengan total produksi 17.102 ton pada akhir Juni ini," katanya.
Ia menjelaskan kawasan sentra bawang merah yang ada Kabupaten Probolinggo tersebar di Kecamatan Tegalsiwalan 1.457 hektare, Leces 640 hektare, Dringu 2.364 hektare, Banyuanyar 428 hektare dan Gending 1.432 hektare, sehingga tοtalnya mencapai 6.371 hektare di seluruh Kabupaten Probolinggo.
Direktur Utama PT Cipta Makmur Sentausa, Sri Pujiwanti mengatakan pihaknya akan melakukan ekspor bawang merah dengan tujuan Negara Thailand pada tahun 2019, sehingga sangat bangga dan bersyukur sekali atas hasil bumi Kabupaten Probolinggo karena bisa diekspor ke Thailand.
"Hal itu membuktikan produk hasil pertanian khususnya bawang merah Kabupaten Probolinggo mempunyai kualitas yang bagus sehingga bisa diterima di negara lain," katanya.
Ia menjelaskan PT Cipta Makmur Sentausa sudah empat tahun ini melakukan ekspor bawang merah dengan kuota rata-rata 800 hingga 1.500 ton ke Thailand, Filipina dan Vietnam, namun Vietnam dan Filipina menolak produknya sejak tahun 2018, sehingga tidak bisa mengekspor ke kedua negara tersebut.
"Alhamdulillah, tahun ini kami bisa mengekspor ke Thailand, namun pada 25 Agustus 2019 kami terkendala aturan baru dari Thailand, sehingga ekspor harus segera masuk sebelum 25 Agustus 2019," ujarnya.
PT Cipta Makmur Sentausa sudah dua kali melakukan ekspor bawang merah Kabupaten Probolinggo, bahkan tahun 2018 mampu mengirimkan 1.100 ton dan tahun ini akan mengirim 165 ton dengan rincian pelepasan perdana sebanyak 55 ton dengan 2 kontainer dan tahap kedua sebanyak 110 ton.
"Kami minta doanya dari segenap jajaran Pemkab Probolinggo untuk mendukung kami, agar bisa melakukan ekspor pada tahun mendatang dan mengenai peraturan di negara lain mungkin bisa dibantu oleh pemerintah pusat, sehingga mempermudah perizinan dalam melakukan ekspor bawang merah ke luar negeri," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko di Probolinggo, Senin, mengatakan ekspor bawang merah sebagai salah satu kegiatan pengembangan pasar yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Probolinggo.
"Bawang merah Kabupaten Probolinggo merupakan bawang merah terbaik di Indonesia dan menjadi pemasok pasar terbesar di kota/kabupaten se-Indonesia seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," katanya.
Menurutnya produksi bawang merah dari petani ke Pasar Bawang Dringu Probolinggo sebesar 120-150 ton per hari atau senilai Rp1,3 miliar hingga Rp1,6 miliar dan bawang merah yang keluar dari Pasar Bawang Dringu dan wilayah luar pulau Jawa sebesar 80-100 ton per hari atau senilai Rp880 juta hingga Rp1,1 miliar, sedangkan di dalam pulau Jawa sebesar 7-40 ton per hari atau senilai Rp77 juta hingga Rp440 juta.
"Dalam data realisasi tanam panen, produktivitas dan produksi bawang merah pada bulan Januari sampai Juni 2019 tercatat luas tanam 2.224 hektare, luas panen 1.006 hektare, produktivitas 15 sampai 17 ton per hektare, dengan total produksi 17.102 ton pada akhir Juni ini," katanya.
Ia menjelaskan kawasan sentra bawang merah yang ada Kabupaten Probolinggo tersebar di Kecamatan Tegalsiwalan 1.457 hektare, Leces 640 hektare, Dringu 2.364 hektare, Banyuanyar 428 hektare dan Gending 1.432 hektare, sehingga tοtalnya mencapai 6.371 hektare di seluruh Kabupaten Probolinggo.
Direktur Utama PT Cipta Makmur Sentausa, Sri Pujiwanti mengatakan pihaknya akan melakukan ekspor bawang merah dengan tujuan Negara Thailand pada tahun 2019, sehingga sangat bangga dan bersyukur sekali atas hasil bumi Kabupaten Probolinggo karena bisa diekspor ke Thailand.
"Hal itu membuktikan produk hasil pertanian khususnya bawang merah Kabupaten Probolinggo mempunyai kualitas yang bagus sehingga bisa diterima di negara lain," katanya.
Ia menjelaskan PT Cipta Makmur Sentausa sudah empat tahun ini melakukan ekspor bawang merah dengan kuota rata-rata 800 hingga 1.500 ton ke Thailand, Filipina dan Vietnam, namun Vietnam dan Filipina menolak produknya sejak tahun 2018, sehingga tidak bisa mengekspor ke kedua negara tersebut.
"Alhamdulillah, tahun ini kami bisa mengekspor ke Thailand, namun pada 25 Agustus 2019 kami terkendala aturan baru dari Thailand, sehingga ekspor harus segera masuk sebelum 25 Agustus 2019," ujarnya.
PT Cipta Makmur Sentausa sudah dua kali melakukan ekspor bawang merah Kabupaten Probolinggo, bahkan tahun 2018 mampu mengirimkan 1.100 ton dan tahun ini akan mengirim 165 ton dengan rincian pelepasan perdana sebanyak 55 ton dengan 2 kontainer dan tahap kedua sebanyak 110 ton.
"Kami minta doanya dari segenap jajaran Pemkab Probolinggo untuk mendukung kami, agar bisa melakukan ekspor pada tahun mendatang dan mengenai peraturan di negara lain mungkin bisa dibantu oleh pemerintah pusat, sehingga mempermudah perizinan dalam melakukan ekspor bawang merah ke luar negeri," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019