Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengampanyekan pengurangan sampah lewat kegiatan Festival Creative Recycle yang diikuti ratusan siswa SD/SMP .

Para siswa dilibatkan supaya berfikir kreatif dan diedukasi bagaimana memanfaatkan sekaligus mengurangi sampah di lingkungannya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Selasa, mengatakan festival ini digelar sebagai bentuk edukasi kepada warga untuk aktif mengurangi sampah, terutama sampah plastik.

"Sengaja kami melibatkan siswa-siswa TK hingga SMP karena kami ingin mereka aktif berpikir dan berkreasi dalam masalah sampah. Ini adalah laboratorium mini bagi siswa untuk ikut memecahkan masalah sampah. Kami berupaya mendidik mereka sejak dini agar tumbuh kesadaran sejak sekarang," ujar Bupati Anas.

Di Banyuwangi, katanya, telah melakukan mengampanyekan antiplastik, dan salah satunya pemkab telah memerintahkan kepada seluruh jajarannya tidak memproduksi sampah plastik di setiap kegiatan.

"Atas inisiatif tersebut, Banyuwangi pun diundang di forum Bank Dunia untuk berbicara tentang sampah," kata Anas.

Artis Dik Doank turut dihadirkan dalam kegiatan festival daur ulang ini, untuk mengedukasi siswa SD dan SMP.

Dik Doank mengaku senang dengan cara Banyuwangi melakukan kampanye pengurangan sampah lewat Festival Creative Recycle. Di hadapan peserta, artis yang memiliki sekolah alam Kandank Jurank Doank (KJD) ini lalu berbagi dengan siswa tentang bahaya sampah jika tidak segera dikendalikan.

Dik Doank juga mengedukasi dan membangkitkan kesadaran mereka (siswa) untuk peduli terhadap sampah lewat permainan kreatif.

"Festival ini menarik, selain melibatkan anak-anak agar tumbuh kesadaran sejak dini, kampanye ini juga dilakukan rutin dan dimasukkan agenda besar tahunan. Ini menunjukkan kearifan lokal yang berpihak pada lingkungan, akhirnya yang saya temukan dari festival ini bukan hanya masalah kebersihan, tetapi ada kehangatan, damai dan sejahtera," katanya.

Festival daur ulang ini semakin menarik, lanjut dia, lokasi festival yang digelar di sebuah taman kota, RTH Sayu Wiwit yang merupakan lokasi acara adalah taman kota yang berada di depan Taman Makam Pahlawan. Taman ini "disulap" menjadi sebuah RTH yang nyaman dan telah menjadi jujugan warga untuk menghabiskan waktu luangnya. RTH ini didesain arsitek nasional Andramatin.

"Ini keren sekali, areal TMP-nya didesain tempat yang nyaman untuk warga berkumpul. Banyuwangi menjadi inspirasi saya untuk lebih mencintai lingkungan. TMP-nya dijadikan tempat yang nyaman, bangunan bandaranya ramah lingkungan, dan kotanya bersih," tuturnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Banyuwangi, Husnul Chotimah menyampaikan produksi sampah rumah tangga di Banyuwangi setiap harinya mencapai 1.125 ton, dari jumlah tersebut 80 persennya berupa sampah organik.

"Meski sampah plastik belum mendominasi, kami terus melakukan kampanye pengurangan sampah. Kami juga terus kampanye memilah sampah yang organik dan anorganik, sehingga pengolahan sampah menjadi lebih mudah dan bahkan di Muncar, bekerja sama dengan NGO Systemiq kami mengajak warga untuk bersama-sama mengurangi dan mengolah sampah berbasis pemberdayaan," katanya.

Sebanyak sekitar 300 siswa SD/SMP berkumpul d RTH Sayu Wiwit untuk mengikuti  festival kreasi daur ulang, mereka berlomba mengolah sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat.

Mulai koran bekas menjadi tas belanja, botol plastik bekas minuman menjadi vas bunga hingga sedotan bekas yang didaur ulang menjadi bunga-bunga cantik yang siap dijual dan bernilai ekonomis. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019