Pabrik Gula Assembagoes Situbondo, Jawa Timur, masih belum bisa beroperasi maksimal karena peralatan giling tebu yang baru direvitalisasi hingga saat ini hanya mampu giling tebu 1.200-1.500 ton per hari dari target 6.000 ton per hari.

General Manajer PG Assembagoes Situbondo Danang Krisworo dalam konferensi pers di Situbondo, Kamis malam, mengatakan pabrik gula tersebut mulai beroperasi giling tebu pada 1 Juli 2019 atau berjalan 11 hari.

"Namun, selama dilakukan uji coba giling memang terdapat beberapa kendala, sehingga tidak bisa langsung optimal, karena semua alatnya serba otomatis dan butuh menyingkronkan dan penyesuaian antara turbin dan alat lainnya," ujar Danang.

Mengenai pembelian tebu petani, menurut ia, pabrik gula membelinya dengan sistem pembelian putus (SPT) atau tebu petani dibeli tunai oleh pihak PG. Pembelian tebu petani dengan SPT guna mengurangi kerugian petani akibat belum lancarnya giling PG Assembagoes.

Pembelian tebu petani, lanjut dia, PG membelinya dengan harga Rp48.000 per kuintal dan harga tersebut sudah di atas harga tebu yang dibeli oleh investor dari Malang.

"Harga investor dari Malang Rp62.000 per kuintal dan itu sudah dengan biaya angkutan Rp20.000 per kuintal. Jadi, pembelian tebu investor dikurangi biaya angkutan hanya Rp42.000 per kuintal, sedangkan kami membeli tebu petani Rp48.000 per kuintal bersih tidak ada biaya angkutan," katanya.

Tak hanya itu, Danang menegaskan, agar tidak merugikan petani dengan belum lancarnya giling tebu PG Assembagoes, sebelumnya telah ada kesepakatan antara pabrik gula dengan APTR dan tokoh petani.

Kesepakatan itu di antaranya pihak pabrik gula memberikan kompensasi penyusutan berat tebu sebesar Rp2.000 per kuintal per tiga hari kepada petani dan langsung dibayar kepada petani (transfer).

"Untuk sopir truk juga kami beri kompensasi uang makan, lokal Rp30.000 per hari dan luar kabupaten Rp50.000 per hari. Kompensasi untuk angkutan tebu (truk) juga ada Rp150.000 per truk per hari," paparnya.

Baca juga: Petani tebu Situbondo minta PG Assembagoes beroperasi maksimal
Baca juga: DPRD Situbondo desak Kementerian BUMN beri pengawasan khusus PG Assembagoes

Kapan PG Assembagoes beroperasi maksimal? Danang tidak bisa menentukan waktunya dan hanya menyampaikan membutuhkan waktu.

Data diperoleh, revitalisasi pengembangan dan modernisasi PG Assembagoes dengan anggaran sekitar Rp250 miliar menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2015 dan sisanya merupakan dana pendamping investasi PTPN XI.

Pengembangan dan modernisasi PG Assembagoes tersebut berupa peningkatan kapasitas giling dari 3.000 ton menjadi 6.000 ton per hari.

Pemenuhan kualitas GKP SNI dengan sasaran Icumsa 100 IU dengan menggunakan proses remelt karbonatasi, serta pengembangan co-generation masing-masing 10 MW.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019