Pemilihan kepala desa serentak yang digelar di 239 desa 18 kecamatan se-Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, berlangsung ramai, namun tetap lancar hingga penghitungan suara usai rata-rata sekitar pukul 16.00 WIB.
Plt Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo didampingi jajaran Forkopimda, seperti Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar dan Dandim 0807 Letkol Inf Wildan Bahtiar sempat meninjau beberapa desa yang menggelar pilkades.
Seperti di Desa Pojok, Keboireng, Suren Kidul, Tanggul Welahan, Gebang dan Desa Gedangsewu yang terbentang mulai dari selatan di Kecamatan Besuki, Bandung, Pakel dan Boyolangu.
"Alhamdulillah pantauan lapangan semua berjalan tertib dan lancar. Partisipasi pemilih juga tinggi," kata Maryoto Bhirowo saat dikonfirmasi awak media
Pernyataan mantan Sekda Tulungagung itu setidaknya teruji benar, karena hingga sore tidak ada gangguan serius yang menghambat jalannya pilkades serentak.
Warga tampak antusias mengikuti jalannya coblosan hingga proses penghitungan suara.
Pada sekitar pukul 18.00 WIB, data nama calon kades yang menang berdasar hasil penghitungan suara panitia penyelenggara di masing-masing desa juga telah beredar dan diunggah oleh Pemkab Tulungagung melalui laman khusus, www.pilkadestulungagung.id.
"Partisipasi pemilih rata-rata di atas 80 persen. Selain tingkat kesadaran politik warga yang memang tinggi, kedekatan calon dengan pemilih memang ikut mempengaruhi animo pemilih untuk datang ke TPS," kata Kabag Pemerintahan Setda Tulungagung Usmalik.
Sejumlah desa memang memberi stimulan khusus untuk merangsang partisipasi warga agar berbondong-bondong mencoblos.
Selain juga aksi "senyap" yang dilakukan masing-masing tim sukses, panitia pilkades juga menyediakan aneka hadiah kejutan dan/atau uang transpor kepada pemilih.
Hal itu terlihat di Desa Bungur Kecamatan Karangrejo, Desa Ngujang Kecamatan Kedungwaru, dan di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut.
Di Desa Bungur, setiap pemilih mendapat imbalan uang transport dari panitia sebesar Rp30 ribu yang dibungkus dalam amplop putih.
Sementara di Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, panitia menyediakan aneka hadiah kejutan seperti 20 sepeda gunung, 20 televisi LED dan banyak hadiah hiburan lain dengan total nilai Rp50 juta.
"Ini merupakan hasil masukan dari tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda. Agar masyarakat terangsang untuk datang ke TPS," kata Ketua Panitia Pilkades Desa Ngunut, Eko Sujarno.
Eko melanjutkan, pihaknya khawatir jika masyarakat tidak digerakkan akan berimbas pada tingkat partisipasi masyarakat. Apalagi, calon kepala desa yang maju saat ini hanya dua orang, yakni petahana dan isterinya.
Selain itu, sebelumnya masyarakat juga sudah berjibaku dengan gelaran pilkada pada 2018 dan pileg serta pilpres beberapa waktu yang lalu.
"Di Desa Ngunut saja jumlah DPT kali ini sebanyak 12.734 yang tersebar di 10 dusun. Jika mereka tidak dirangsang bisa saja mereka apatis dan malas datang ke TPS," kata Eko.
Sayang tingginya partisipasi pemilih dalam pilkades serentak itu dinodai tindakan politik uang yang diduga sengaja dilakukan kubu oknum calon kepala desa.
Hal itu ditandai adanya sejumlah operasi tangkap tangan (OTT) oleh masing-masing timses terhadap pelaku yang diduga memberikan imbalan agar memilih calon tertentu.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar menegaskan, hingga kini kondisi masih terkendali. Pihaknya tetap optimistis pilkades akan berjalan dengan lancar, aman, dan sukses.
"Masyarakat Tulungagung sudah cerdas, bisa dilihat saat pilkada, pilpres, dan pileg," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Plt Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo didampingi jajaran Forkopimda, seperti Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar dan Dandim 0807 Letkol Inf Wildan Bahtiar sempat meninjau beberapa desa yang menggelar pilkades.
Seperti di Desa Pojok, Keboireng, Suren Kidul, Tanggul Welahan, Gebang dan Desa Gedangsewu yang terbentang mulai dari selatan di Kecamatan Besuki, Bandung, Pakel dan Boyolangu.
"Alhamdulillah pantauan lapangan semua berjalan tertib dan lancar. Partisipasi pemilih juga tinggi," kata Maryoto Bhirowo saat dikonfirmasi awak media
Pernyataan mantan Sekda Tulungagung itu setidaknya teruji benar, karena hingga sore tidak ada gangguan serius yang menghambat jalannya pilkades serentak.
Warga tampak antusias mengikuti jalannya coblosan hingga proses penghitungan suara.
Pada sekitar pukul 18.00 WIB, data nama calon kades yang menang berdasar hasil penghitungan suara panitia penyelenggara di masing-masing desa juga telah beredar dan diunggah oleh Pemkab Tulungagung melalui laman khusus, www.pilkadestulungagung.id.
"Partisipasi pemilih rata-rata di atas 80 persen. Selain tingkat kesadaran politik warga yang memang tinggi, kedekatan calon dengan pemilih memang ikut mempengaruhi animo pemilih untuk datang ke TPS," kata Kabag Pemerintahan Setda Tulungagung Usmalik.
Sejumlah desa memang memberi stimulan khusus untuk merangsang partisipasi warga agar berbondong-bondong mencoblos.
Selain juga aksi "senyap" yang dilakukan masing-masing tim sukses, panitia pilkades juga menyediakan aneka hadiah kejutan dan/atau uang transpor kepada pemilih.
Hal itu terlihat di Desa Bungur Kecamatan Karangrejo, Desa Ngujang Kecamatan Kedungwaru, dan di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut.
Di Desa Bungur, setiap pemilih mendapat imbalan uang transport dari panitia sebesar Rp30 ribu yang dibungkus dalam amplop putih.
Sementara di Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, panitia menyediakan aneka hadiah kejutan seperti 20 sepeda gunung, 20 televisi LED dan banyak hadiah hiburan lain dengan total nilai Rp50 juta.
"Ini merupakan hasil masukan dari tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda. Agar masyarakat terangsang untuk datang ke TPS," kata Ketua Panitia Pilkades Desa Ngunut, Eko Sujarno.
Eko melanjutkan, pihaknya khawatir jika masyarakat tidak digerakkan akan berimbas pada tingkat partisipasi masyarakat. Apalagi, calon kepala desa yang maju saat ini hanya dua orang, yakni petahana dan isterinya.
Selain itu, sebelumnya masyarakat juga sudah berjibaku dengan gelaran pilkada pada 2018 dan pileg serta pilpres beberapa waktu yang lalu.
"Di Desa Ngunut saja jumlah DPT kali ini sebanyak 12.734 yang tersebar di 10 dusun. Jika mereka tidak dirangsang bisa saja mereka apatis dan malas datang ke TPS," kata Eko.
Sayang tingginya partisipasi pemilih dalam pilkades serentak itu dinodai tindakan politik uang yang diduga sengaja dilakukan kubu oknum calon kepala desa.
Hal itu ditandai adanya sejumlah operasi tangkap tangan (OTT) oleh masing-masing timses terhadap pelaku yang diduga memberikan imbalan agar memilih calon tertentu.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar menegaskan, hingga kini kondisi masih terkendali. Pihaknya tetap optimistis pilkades akan berjalan dengan lancar, aman, dan sukses.
"Masyarakat Tulungagung sudah cerdas, bisa dilihat saat pilkada, pilpres, dan pileg," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019