Konsultan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud Nandang Hidayat menyatakan tahun ajaran 2019/2020 proses pembelajaran pada pendidikan kesetaraan atau nonformal akan menerapkan pembelajaran sistem kurikulum 2013 atau K13.

"Kegiatan ini (pelatihan SDM Tutor, red) merupakan upaya awal dari kami untuk mulai menerapkan K13 pada pendidikan kesetaraan. Harus ada persamaan persepsi dari direktorat dan para tutor sehingga bisa menerapkan K13 dengan baik," kata Nandang saat memberikan pelatihan pada tutor PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) se-Jawa Timur di Surabaya, Selasa.

Sosialisasi itu, kata dia, dilakukan secara masif ke seluruh wilayah Indonesia. Nantinya K13 akan mulai diterapkan pada Juli, Agustus, dan September setelah formal penerimaan murid baru dilakukan.

Ia menjelaskan, pendidikan nonformal juga terkena sistem zonasi. Untuk peserta yang belum tertampung di sektor pendidikan formal bisa ke PKBM. Supaya hasil setara dengan formal, maka pendidikan kesetaraan ini juga menerapkan K13.

"Kami sudah siapkan modul dan sistem dalam jaringan atau luar jaringan. Tahun ini diterapkan semua untuk Paket A mulai kelas 4, 5, 6. Paket B dan C semua tingkatan kelas, jadi kurikulum lama 2006 tidak dipakai lagi. Semua beralih paradigma lama ke baru," katanya.

Nandang menyatakan optimistis dengan penerapan K13 di pendidikan kesetaraan atau nonformal.

"Kalau di formal ada guru yang mengeluh soal K13 ini karena tidak paham. Dalam sistem ini guru bukan pusat segala-galanya. Siswa menjadi subyek belajar dan pembelajaran tidak menekankan materi tapi kontekstual kehidupan," tuturnya.

Dalam konsep K13, lanjut dia, sikap, pengetahuan, dan keterampilan diseimbangkan, karena akan menjadi monster jika sikap tidak dibina. Cerdas terampil tapi karakter jahat.

"K13 ini menjadikan anak didik yang Akhlakul Karimah, baik untuk pendidikan pormal maupun nonformal. Seperti orang Jepang yang punya karakter luar biasa," katanya.

Ketua DPW FK PKBM Jatim Achmad Suko mengatakan bahwa pendidikan nonformal kini terus berbenah dan lembaganya juga berkomitmen menjadikan anak didik menjadi hebat dan bermartabat melalui penerapan K13.

Sekretaris DPW FK PKBM Jatim Badeli menambahkan, materi K13 sangat perlu karena lebih bermasyarakat dan menyesuaikan kondisi masyarakat.

"K13 ini pembelajaran lebih mudah. Mulai cara laksikal atau tatap muka. Semua belajar seperti formal, tapi jam di luar jam kerja. Pembelajaran modul sistem belajar sendiri di rumah sesuai modul yang diajarkan," ujarnya.

Adapun penekanan sistem di K13 ini, lanjut dia, lebih pada proses diskusi dan belajar bersama.

"Peserta didik bisa tanya ke tutor saat ada kendala dalam proses pembelajaran saat tutorial. Masalah yang dihadapi bisa dibahas dengan tutor dan teman yang intinya diskusi dan belajar bersama," ujarnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019