Provinsi Jawa Timur pada Juni 2019 mengalami inflasi sebesar 0,13 persen, yang didorong kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 135,19 poin pada Mei 2019, menjadi 135,36 poin pada bulan berikutnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono di Surabaya, Senin, mengatakan, enam kota di Jatim mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi, dengan inflasi tertinggi di Probolinggo yang mencapai 0,48 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Malang sebesar 0,17 persen.
"Inflasi Juni 2019 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2018. Pada Juni 2018 mengalami inflasi sebesar 0,42 persen," katanya.
Ia mengatakan, pada Juni 2019 dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan sisanya mengalami deflasi, dengan inflasi tertinggi dicatatkan kelompok sandang sebesar 0,94 persen.
Kemudian Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,49 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,31 persen, kelompok Kesehatan 0,07 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,04 persen, serta Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0,03 persen.
"Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok Bahan Makanan yaitu sebesar 0,48 persen," katanya.
Ia mengatakan, ada tiga komoditas utama yang mendorong inflasi selama Juni 2019, yakni emas perhiasan, angkutan antarkota, dan tarif kereta api.
"Pada Juni 2019, harga emas perhiasan menjadi komoditas utama pendorong inflasi disebabkan adanya kenaikan yang drastis dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan harga emas perhiasan ini mengikuti kenaikan harga emas dunia," katanya.
Sementara itu untuk penghambat inflasi, kata dia, ada tiga komoditas utama yakni bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
"Harga bawang putih mengalami penurunan pada Juni 2019 setelah pada bulan sebelumnya melonjak. Hal ini membuat bawang putih menjadi komoditas utama penghambat inflasi pada Juni," katanya.
Setelah itu, komoditas daging ayam ras juga mengalami penurunan yang cukup drastis, yang disebabkan banyaknya pasokan yang ada di pasaran sehingga membuat harganya jatuh.
Kemudian komoditas telur ayam ras yang pada bulan Meri mengalami kenaikan, pada Juni sudah mengalami penurunan. Sehingga turut menjadi faktor penghambat inflasi Juni 2019. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono di Surabaya, Senin, mengatakan, enam kota di Jatim mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi, dengan inflasi tertinggi di Probolinggo yang mencapai 0,48 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Malang sebesar 0,17 persen.
"Inflasi Juni 2019 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2018. Pada Juni 2018 mengalami inflasi sebesar 0,42 persen," katanya.
Ia mengatakan, pada Juni 2019 dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan sisanya mengalami deflasi, dengan inflasi tertinggi dicatatkan kelompok sandang sebesar 0,94 persen.
Kemudian Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,49 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,31 persen, kelompok Kesehatan 0,07 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,04 persen, serta Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0,03 persen.
"Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok Bahan Makanan yaitu sebesar 0,48 persen," katanya.
Ia mengatakan, ada tiga komoditas utama yang mendorong inflasi selama Juni 2019, yakni emas perhiasan, angkutan antarkota, dan tarif kereta api.
"Pada Juni 2019, harga emas perhiasan menjadi komoditas utama pendorong inflasi disebabkan adanya kenaikan yang drastis dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan harga emas perhiasan ini mengikuti kenaikan harga emas dunia," katanya.
Sementara itu untuk penghambat inflasi, kata dia, ada tiga komoditas utama yakni bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
"Harga bawang putih mengalami penurunan pada Juni 2019 setelah pada bulan sebelumnya melonjak. Hal ini membuat bawang putih menjadi komoditas utama penghambat inflasi pada Juni," katanya.
Setelah itu, komoditas daging ayam ras juga mengalami penurunan yang cukup drastis, yang disebabkan banyaknya pasokan yang ada di pasaran sehingga membuat harganya jatuh.
Kemudian komoditas telur ayam ras yang pada bulan Meri mengalami kenaikan, pada Juni sudah mengalami penurunan. Sehingga turut menjadi faktor penghambat inflasi Juni 2019. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019