Rumah Sakit Umum Daerah Soetomo Surabaya akan mengedukasi masyarakat awam bagaimana menangani pasien paliatif melalui forum Seminar Awam Paliatif yang rencananya digelar Sabtu (6/7).

Ketua Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD Dr Soetomo, dr Oerip Moetedjo, di Surabaya, Jumat, mengatakan pada seminar bertema "Bakti Terakhir untuk yang Tercinta" itu, pihaknya ingin mengedukasi masyarakat merawat dan menangani pasien paliatif, utamanya yang akan meninggal dunia.

"Paliatif untuk pasien lanjut memang harus kerja sama tak hanya dokter tapi juga masyarakat. Pada seminar akan dikenalkan dan diberi contoh," kata Oerip.

Pasien kanker, kata Oerip, jika menurut BPJS adalah pasien yang paling banyak mengeluarkan uang. Jika pasien perawatannya diteruskan di rumah sakit akan sulit pengelolaannya. "Maka perlu disiapkan cara merawatnya," kata Oerip.

Ketua Instalasi Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD Dr Soetomo dr Agus Ali Fauzi menambahkan, pasien paliatif pada penyakit paling lanjut, perawatan terbaik adalah di rumah atau bersama keluarga. Namun selama ini keluarga justru kebingungan untuk merawat.

"Justru malah rugi di saat yang penting. Bagaimana menuntun pada waktu sakaratul maut supaya meninggal dengan baik atau jika menurut Islam husnul khatimah," ujarnya.

Dengan seminar ini, Agus berharap keluarga tidak panik dan dapat menangani secara tepat pasien paliatif. Pasalnya, pasien yang akan meninggal condong lebih suka di rumah dan dekat dengan keluarga.

"Sasaran masyarakat awam, tapi jika ada relawan yang mau ikut, ya boleh. Misal dokter mau mendengarkan juga boleh. Karena ini hal spesifik dan tenaga medis pun perlu tahu," katanya.

Sementara itu, salah satu pemateri dalam seminar nanti, dr Wiwiek Indriyani Maskoep menjelaskan, jika mendapati salah seorang keluarga yang merupakan pasien paliatif akan meninggal, salah satu cara penanganannya adalah mengenali fisik orang yang akan meninggal.

Orang yang akan meninggal, lanjut Wiwiek, terlihat dari kulit, pernafasan serta kemampuannya. Hal lain yang terlihat dan khas pada orang yang akan meninggal adalah tekanan darahnya.

"Secara psikologis ada yang gelisah, ada yang tenang, tapi makin dalam semakin tidak respons. Nanti akan dikenalkan di sana, supaya jika menghadapi ini siap," ujarnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019