Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, Jumat, mengunjungi warganya yang masuk peta daerah terdampak proyek Bendungan Bagong untuk menyosialisasikan rencana pembangunan infrastruktur pengendali banjir dan irigasi tersebut.

Dalam kesempatan itu, bupati muda yang akrab disapa Mas Ipin itu memastikan bahwa proyek strategis nasional itu akan memberi manfaat sangat besar bagi masyarakat Trenggalek, khususnya warga sekitar lokasi bendungan di RT 14 Dusun Winong, Desa Sumurup Kecamatan Bendungan.

"Warga semuanya sepakat dengan adanya pembangunan bendungan, hanya ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi terkait mekanisme penempatan yang baru," kata Mas Ipin.

Mas Ipin menjelaskan bahwa untuk ganti untung lahan warga yang terdampak proyek bersifat "cash and carry", dengan variabel yang telah ditentukan oleh tim.

"Tadi konsultan menjelaskan ada yang dinilai tanah, dinilai bangunan, tanaman di atasnya, kompensasi masa tunggu, semuanya 'all in' masuk di situ," katanya.
Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin (tengah) menyambangi warganya di Dusun Winong, Desa Sumurub, Trenggalek, Jumat (21/6) (Ist/foto Humas pemkab Trenggalek)

Nur Arifin juga menyebutkan bahwasannya kepala desa juga memediasi masyarakat dengan baik.

Ke depan bila ada pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat bupati meminta masyarakat untuk bersurat.

Untuk mempermudah komunikasi Bupati juga memberikan nomor teleponnya dengan harapan kalau ada apapun dan sewaktu-waktu butuh bertemu atau bicara bisa terbuka.

"Yang jelas masyarakat semua mendoakan dan mendukung program strategis nasional ini," katanya.

Camat Bendungan, Nur Koliq menyambut sosialisasi yang terhadap warga ini, apalagi Bupati Trenggalek mau hadir langsung untuk mendengar keluh kesah masyarakat.

Menurut Kholiq, pada intinya di RT 14 tersebut setuju terhadap proses pembangunan bendungan.

Namun harapannya kompensasi terhadap mereka layak untuk membangun hunian lagi serta menopang kehidupan kedepannya selama adaptasi di tempat yang baru.

Selain itu warga di RT ini, juga meminta difasilitasi tempat dalam satu lingkungan karena mereka sudah nyaman hidup berdampingan selama ini, ujarnya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019