Kepolisian Daerah Jawa Timur kembali mengimbau masyarakat setempat untuk tidak berangkat ke Jakarta guna mengikuti aksi 22 Mei.
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di Surabaya, Selasa (21/5) malam mengatakan, jika ingin malakukan aksi unjuk rasa, masyarakat di Jatim bisa melakukan di Surabaya tanpa harus ke Jakarta.
"Kami mengimbau masyarakat Jatim untuk tidak ikut ke Jakarta, silakan di Jatim saja. Kami akan siapkan tempat, kami akan kawal. Kami jamin pelaksanaan unjuk rasa yang ingin disampaikan bisa melalui forum terbuka," kata Luki.
Luki menungkapkan, pihaknya tetap melaksanakan pola pengamanan yang telah direncanakan menyikapi aksi 22 Mei 2019 dan akan terus melakukan "sweeping" guna mencegah masyarakat Jatim berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi dimaksud.
Polda Jatim hingga saat ini sudah ada sekitar 1.700 orang yang bisa dicegah keberangkatannya ke Jakarta, dan dipulangkan ke daerah masing-masing.
"Ada tambahan dua bus yang dikembalikan dari Kediri. Total hampir 1.700 orang. Atas kesadaran dan kami beri masukan, mereka membatalkan untuk berangkat ke Jakarta," ujar Luki.
Dia memastikan pihaknya akan terus memperketat pengamanan di kantor Komisi Pemilihan Umum dan kantor Badan Pengawasan Pemilu. Pengamanan menurutnya akan terus dilakukan sampai seluruh tahapan Pemilu 2019 benar-benar selesai dan tidak lagi ada permasalahan.
"Pengamanan KPU dan Bawaslu tetap dilaksanakan. Kami akan amankan sampai dinyatakan tidak ada permasalahan, tidak ada pengaduan di MK," ujar Luki.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di Surabaya, Selasa (21/5) malam mengatakan, jika ingin malakukan aksi unjuk rasa, masyarakat di Jatim bisa melakukan di Surabaya tanpa harus ke Jakarta.
"Kami mengimbau masyarakat Jatim untuk tidak ikut ke Jakarta, silakan di Jatim saja. Kami akan siapkan tempat, kami akan kawal. Kami jamin pelaksanaan unjuk rasa yang ingin disampaikan bisa melalui forum terbuka," kata Luki.
Luki menungkapkan, pihaknya tetap melaksanakan pola pengamanan yang telah direncanakan menyikapi aksi 22 Mei 2019 dan akan terus melakukan "sweeping" guna mencegah masyarakat Jatim berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi dimaksud.
Polda Jatim hingga saat ini sudah ada sekitar 1.700 orang yang bisa dicegah keberangkatannya ke Jakarta, dan dipulangkan ke daerah masing-masing.
"Ada tambahan dua bus yang dikembalikan dari Kediri. Total hampir 1.700 orang. Atas kesadaran dan kami beri masukan, mereka membatalkan untuk berangkat ke Jakarta," ujar Luki.
Dia memastikan pihaknya akan terus memperketat pengamanan di kantor Komisi Pemilihan Umum dan kantor Badan Pengawasan Pemilu. Pengamanan menurutnya akan terus dilakukan sampai seluruh tahapan Pemilu 2019 benar-benar selesai dan tidak lagi ada permasalahan.
"Pengamanan KPU dan Bawaslu tetap dilaksanakan. Kami akan amankan sampai dinyatakan tidak ada permasalahan, tidak ada pengaduan di MK," ujar Luki.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019