Nilai ujian nasional (UN) jenjang SMA/SMK sederajat di wilayah Jawa Timur pada 2019 mengalami peningkatan jika dibandingkan nilai UN pada tahun sebelumnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Jatim Hudiyono saat Rapat Koordinasi Penyerahan Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) jenjang SMA sederajat tahun 2018/2019 di Surabaya, Selasa, mengatakan peningkatan nilai itu terlihat dari siswa peraih NUN di bawah 55 tahun ini yang berkurang.

"Saya mengapresiasi upaya sekolah yang mampu meningkatkan prestasi siswa. Berdasarkan DKHUN yang dibagikan, meskipun persentase nilai siswa di bawah 55 masih tinggi, tetapi jumlahnya mulai berkurang," katanya.

Di tingkat SMK, dari 220.958 peserta UN, sekitar 78,88 persennya meraih nilai di bawah 55. Sementara tahun ini dari 229.450 peserta UN, terdapat 75,42 peserta mendapat nilai di bawah 55.

Sementara untuk SMA, dari 172.105 peserta UN pada 2018, terdapat 85,3 persen siswa mendapat nilai di bawah 55. Sedangkan tahun ini tercatat 52,29 persen dari 175.793 siswa yang mendapat nilai di bawah 55.

"Nilai di bawah 55 sudah berkurang, ini lompatan yang luar biasa. Nanti ada pemetaan sekolah yang jadi 'best practice'. Kalau tahun lalu yang menentukan tidak lulus mungkin masih jadi masalah, tetapi sekarang yang menentukan sepenuhnya sekolah," ujarnya.

Dari pemetaan DKHUN ini, Hudiyono berharap angka-angka yang diperoleh ini bisa dibedah dan fokus peningkatan kemampuan siswa dalam pelajaran yang nilainya rendah. 

Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono, mengungkapkan pelaksanaan UNBK di Jatim telah berjalan dengan baik. Meskipun masih ada sekolah yang menumpang sarana prasarana dalam pelaksanaannya. 

"NUN memang tidak menentukan kelulusan tapi menentukan kualitas sekolah, menentukan kualitas guru juga seperti apa dalam mendidik hingga hasil NUN siswa seperti sekarang," ujarnya.

Untuk pengumuman NUN disepakati pada 9 Mei 2019 dan sekaligus pengumuman kelulusan siswa.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019