Untuk memeriahkan kompetisi balap sepeda perempuan (women cycling challenge), ratusan perempuan Banyuwangi, Jawa Timur, juga bersepeda sembari menggunakan kebaya dan jarit keliling kota Banyuwangi.

Keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Banyuwangi, Sabtu, menjelaskan kegiatan ini digelar sebagai bagian rangkaian peringatan Hari Kartini, dan peserta dilepas dari Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi dan berkeliling sejauh 2,4 km.

"Ini saya bawa kebaya sendiri, tidak susah kok pakai kebaya naik sepeda. Kan sudah kita modifikasi jaritnya," ujar Fungky, salah seorang peserta Kebaya Ride.

Menurut dia, ajang ini merupakan kegiatan emansipasi wanita gaya kekinian, dan dengan ini wanita lebih dihargai dengan diberikan kegiatan tersendiri dalam olahraga bersepeda.

"Kita sebagai wanita lebih dihargai, semoga tahun depan ada lagi olahraga bersepeda khusus wanita," katanya.

Dalam ajang ini juga diberikan hadiah bagi pesepeda yang memiliki kostum yang unik dan menarik, ada tida orang yang menyabet juara dalam ajang bersepeda menggunakan kebaya ini.

Salah satunya adalah Yuni Susanti, meski berbadan gemuk, tapi dia berusaha maksimal untuk berolahraga, lengkap dengan kebaya dan jarit.

"Saya ikut ini sebagai bentuk kesadaran berolahraga, biasanya kan ada komunitas yang hanya menentukan 'body goal' tertentu. Tapi lewat kegiatan ini semua perempuan diberi kesempatan sama untuk ikut bersepeda termasuk saya yang berpostur besar ini," ujar Yuni.

Sementara itu, Ketua Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Banyuwangi, Dhani Azwar Anas mengatakan ajang ini sengaja diciptakan untuk para wanita, dan ajang ini tentunya bertujuan untuk menyadarkan perempuan untuk pentingnya berolahraga.

Dengan konsep kebaya, kata Dhani, menunjukkan ciri khas wanita Indonesia yang selalu menjunjung tinggi kesopanan dan etika, sesuai dengan perjuangan dan figur dari RA Kartini.

"Tentu ini menjadi momentum mengajak wanita berolahraga. Demi kesehatan keluarga juga. Dengan bersepeda menggunakan kebaya sebagai simbol wanita Indonesia ini tangguh memegang teguh etika dan perjuangan yang ditinggalkan oleh RA Kartini," tuturnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019