Warga Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mampu mengolah material bahan bekas menjadi kerajinan menarik berupa miniatur kendaraan dengan harga jual fantastis.

Eko Winarto, pembuat kerajinan miniatur kendaraan itu mengaku awalnya melihat di jejaring sosial "YouTube" berbagai macam miniatur kendaraan yang unik-unik, dan terdorong untuk membuatnya dengan bahan baku seadanya.

"Pertama kali karena saya hobi membuat kerajinan tangan, tertarik melihat miniatur kendaraan di 'YouTube' rasanya ingin buat sendiri. Saya juga ingin mengasah sampai mana batas kemampuan saya," katanya ditemui di rumahnya, Jalan Pamenang, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Selasa.

Ia mengatakan, membuat kerajinan ini pada akhir 2018,  awalnya membuat miniatur eskavator tenaga air berupa bego. Kendaraan itu untuk mainan anak-anak dengan mengeruk pasir di media yang telah disiapkan lalu dipindahkan ke tempat yang lain.

Biasanya, ia mengenalkan kerajinan mini yang dibuatnya di acara "car free day" di area Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri. Setiap kali menyewakan, ia mematok harga Rp8.000 dan anak-anak bisa bermain hingga sepuasnya.

Pada  acara itu, ada banyak orang yang bertanya termasuk apakah membuat miniatur kendaraan lain. Dari situ, dirinya berinisiatif membuat kendaraan lain yakni bus. "Saya lalu membuat miniatur bus ukuran besar. Lalu, ada  juga yang tertarik dan minta dibuatkan miniatur bus, sehingga saya buatkan," kata dia.

Ia membuatkan pesanan pelanggan dengan berbagai ukuran dan permintaan. Untuk ukuran standar adalah panjang 61 sentimer, lebarnya 12,5 sentimeter, tinggi 17 sentimeter. Dengan ukuran itu, pengerjaan bisa selesai sekitar satu pekan.

Eko juga menambahkan harga jual miniatur kendaraannya bervariasi. Untuk pintu yang tidak bisa dibuka antara Rp650 hingga Rp800 ribu per kendaraan dan yang bisa dibuka lengkap dengan lampu dan roda yang bisa digerakkan kanan dan kiri antara Rp800 ribu hingga Rp1,5 juta per kendaraan.

Dalam membuat kerajinan itu, barang-barang yang dimanfaatkan adalah papan triplek, PVC, bolpoin untuk menggambar sketsa, pisau kecil, karet dan sejumlah bahan lainnya. Ada juga lampu untuk hiasan kendaraan dan styrofoam gabus untuk kursi. Mayoritas bahan baku dari bahan bekas yang tidak terpakai tapi masih bagus, namun untuk lampu tetap baru.

Dirinya mengaku, selama ini memanfaatkan jejaring sosial "facebook" untuk menjual barang dagangannya. Dari situ, ternyata animo calon pembeli juga sangat bagus, bahkan dirinya hingga kewalahan membuat kerajinan, sehingga calon pembeli harus antre.

"Banyak yang pesan tapi harus antre sebab satu unit paling cepat satu pekan. Saya juga ada pesanan truk mini, yang sekarang ini lagi banyak disukai," ujarnya.

Ia menambahkan, usahanya ini memang masih baru, sehingga belum mengurus berbagai macam izin ke pemerintah kabupaten. Namun, ia berharap apa yang dilakukannya ini menjadi inspirasi bagi warga lainnya, terutama lulusan SMP.

"Saya ini lulusan SMP, harapan ke depan usaha bisa berkembang, bisa mengajak teman-teman yang menganggur, terlebih lagi yang lulusan SMP. Karena saya tahu lulusan sekolah ini sulit untuk mencari kerja," kata dia.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri Krisna Setiawan mengatakan pemerintah selalu mendukung berbagai macam sektor industri kreatif di kabupaten ini, salah satunya adalah bazar UMKM.

"Pada hari jadi kami juga mengadakan bazar UMKM. Kami mendukung berbagai sektor industri kreatif di masyarakat dan mendorong agar mereka terus berkembang," kata Krisna.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019