Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mendorong pemerintah desa mengoptimalkan dana desa untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang ambles akibat longsor.

"Untuk langkah selanjutnya akan kami koordinasikan dengan desa. Mungkin bisa merapatkan dengan perangkat, lembaga-lembaga desa dan tokoh-tokoh masyarakat, bisa menggunakan dana desa, karena terkait kejadian yang disebabkan bencana, dana desa bisa manfaatkan," kata Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Soeroto yang dikonfirmasi saat meninjau lokasi tanah longsor di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, Senin.

BPBD Tulungagung menyatakan belum ada skenario penanganan kasus ambrolnya jalan di Dusun Tumpakweru, Desa Sidomulyo.

Alasannya, penanggulangan sementara atau yang bersifat tidak permanen dinilai tidak efisien. Menurut dia, biaya yang dikeluarkan besar, namun pemanfaatannya hanya sementara, bukan jangka panjang.

"Solusi yang paling tepat ya harus dicari penyelesaian secara permanen. Jadi tidak rugi mengeluarkan biaya besar," katanya.

Salah satu yang sempat tercetus dari Soeroto adalah mengajukan permohonan perbaikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat.

"Tapi sebelum itu harus didiskusikan dulu dengan semua elemen di desa. Dan Dana Desa bisa menjadi alternatif pembiayaan untuk kasus-kasus bencana seperti ini," katanya.

Kendati mendorong masyarakat dan pemerintah desa untuk mengoptimalkan dana desa guna perbaikan infrastruktur yang rusak (ambrol) terseret longsor, Soeroto tetap merekomendasikan Pemdes Sidomulyo untuk mengajukan permohonan langsung ke Dinas PUPR.

Akses jalan desa di Sidomulyo, Kabupaten Tulungagung amblas terseret longsor akibat hujan deras yang melanda daerah itu pada Minggu (7/4) sore sehingga menyebabkan tujuh keluarga diungsikan ke tempat aman. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun sedikitnya ada tujuh rumah rawan terdampak longsor susulan. Satu rumah milik Paid (50) bahkan hanya berjarak empat meter, persis di samping titik longsor.

Sementara enam rumah warga lain ada di atas lokasi longsor atau di sisi seberang jalan yang ambles akibat longsor dan samping titik longsor dengan jarak mulai 5-15 meter.

Warga sementara diimbau untuk mengungsi setiap kali turun hujan karena tanah di lokasi longsoran diyakini masih labil, dan berisiko terjadi longsor susulan.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019