Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri, Jawa Timur, menyebut harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di daerah setempat relatif stabil dan hanya terdapat sejumlah kecil komoditas yang harganya mengalami kenaikan.

"Kami sudah melakukan pemantauan harga di pasar dan mayoritas stabil, baik beras, minyak goreng, termasuk daging juga stabil," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Dian Ariani di Kediri, Kamis.

Untuk harga beras jenis bengawan, harganya relatif standar yakni Rp11 ribu per kilogram, berass mentik Rp12 ribu per kilogram, dan beras IR 64 dijual Rp10 ribu per kilogram. Sedangkan untuk gula pasir harganya Rp11 ribu per kilogram, minyak goreng dalam botol 620 ml dijual Rp7.250, ukuran 2 liter Rp23 ribu, dan minyak goreng curah Rp10.250 per kilogram.

Untuk daging, dari pantauan lapangan tercatat harga daging sapi seharga Rp109 ribu per kilogram, daging ayam broiler Rp28 ribu per kilogram, dan daging ayam kampung Rp50 ribu per kilogram. Begitu juga dengan telur ayam, harganya Rp21.500 per kilogram untuk telur ayam ras dan Rp55 ribu per kilogram untuk telur ayam kampung.

Namun, ia menyebut ada bahan pokok yang harganya naik, yakni bawang merah dan bawang putih. Untuk bawang merah adalah Rp33.500 per kilogram (naik Rp3.000) dan bawang putih Rp28 ribu per kilogram (naik Rp1.000).

Dian menyebut, kenaikan ini salah satunya karena faktor pasokan yang minim. Mayoritas petani saat ini masih konsentrasi tanam padi, sehingga sawah mereka sedikit yang ditanami bawang.

"Para petani banyak yang tanam padi ketimbang bawang. Ini menyebabkan harga di pasaran mulai naik. Selain itu, panas juga menjadi faktor," kata dia.

Walaupun saat ini harga bawang mengalami kenaikan, Dian menyebut di pasaran belum ditemui ada bawang merah impor masuk. Pasokan di pasaran sampai saat ini masih mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Pemilu, kata dia, juga tidak berpengaruh pada kenaikan harga bahan pokok. Biasanya, dari pengalaman kenaikan harga relatif terjadi ketika sudah memasuki masa Ramadhan dan hari raya besar keagamaan lainnya.

"Pasokan masih mencukupi. Saya baru survei ke pasar dan teman-teman di pasar bilang tidak ada bawang merah impor," kata Dian.

Sementara itu, sejumlah pembeli mengaku harga bawang memang mahal. Namun, mereka tetap membeli, karena menjadi salah satu bahan penting untuk bumbu masakan.

"Biasanya saya beli satu perempat kilogram untuk memasak masakan. Mahal atau tidak tetap saya beli, karena butuh. Jika dikurangi, rasa masakan juga tidak enak," kata Nana, salah seorang pembeli asal Kediri. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019