Kartu tani yang diberikan pemerintah kepada para petani di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, hingga kini belum bisa dimanfaatkan, bahkan sebagian belum terdistribusi.

"Kalau di kampung kami, para petani sudah menerima kartu tani, tapi belum bisa dimanfaatkan oleh warga," kata Kepala Dusun Daporah, Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Zainul kepada Antara di Pamekasan, Rabu.

Penerbitan kartu tani oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian ini untuk membantu petani lebih mudah mendapatkan jatah beli pupuk bersubsidi sesuai dengan kebutuhan luas tanam.

Selain itu, kartu tani juga dapat digunakan untuk meminjam modal di salah satu bank milik pemerintah.

Kartu tani tersebut berisikan kuota sesuai dengan kebutuhan petani. Jumlah dari kuota tersebut tergantung dari luas lahan yang dimiliki setiap petani, namun tidak dapat diuangkan.

"Tapi, meski kartunya sudah ada, kami belum bisa apa-apa di sini, karena belum diaktifkan," kata Sahana, petani di Desa Gagah, Pamekasan.

Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pamekasan, jumlah petani yang akan mendapatkan kartu tani sebanyak 139 ribu orang, dari 1.019 kelompok tani yang tersebar di 178 desa dan 11 kelurahan di 13 kecamatan di Pamekasan.

Dari jumlah itu, sebanyak 60 ribu petani telah menerima kartu tani, termasuk para petani di Desa Gagah, Kecamatan Kadur.

Menurut Kepala Bidang Sarana dan Prasarana pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pamekasan Aziz Jamil, kartu tani yang telah diterima petani itu belum bisa dimanfaatkan, karena masih menunggu semua jenis kartu rampung dicetak.

"Sebelum kartu tani tercetak 100 persen, maka sesuai penjelasan pihak kementerian tidak bisa diaplikasikan," katanya.

Aziz Jamil telah menyampaikan keluhan para petani itu kepada pemerintah pusat dan berharap kebutuhan petani di Pamekasan bisa segera dipenuhi. 

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019