Vice President Corporate Affairs Gojek, Michael Say menanggapi langsung demo atau unjuk rasa ribuan mitra pengemudi daring/online di Surabaya, dengan berkomitmen terus meningkatkan kemudahan dan kenyamanan mitra dalam bekerja.
"Di kami memang tidak ada order sistem prioritas. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kemudahan dan kenyamanan mitra driver dalam bekerja, dan kami juga telah menerapkan sistem alokasi order yang baru," kata Michael di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan, di sistem Gojek terbaru kedekatan dengan titik lokasi bukanlah satu-satunya parameter dalam pembagian order.
"Order dari konsumen akan disebarkan kepada mitra yang berada pada radius tertentu. Kemudian, mitra yang paling rajin (tidak pilih-pilih order) dan memiliki rating tinggi berpeluang lebih besar untuk mendapatkan order tersebut," katanya.
Dengan sistem itu, kata dia, jumlah mitra pengemudi yang berbuat curang menggunakan "Fake GPS" dapat berkurang, dan secara tidak langsung membuat pengguna mendapat kualitas pelayanan yang lebih baik.
Terkait tuntutan skema insentif, Michael mengaku insentif merupakan bonus tambahan yang diberikan perusahaanya demi menjaga kualitas layanan.
"Skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar karena tujuan utama skema insentif adalah untuk mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersedian mitra," katanya.
Untuk di Surabaya, saat ini Gojek tetap memberlakukan sistem insentif yang baru, yakni memberikan peluang yang lebih besar bagi lebih banyak mitra pengemudi untuk mendapatkan bonus.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa ribuan mitra pengemudi itu diikuti oleh mitra Gojek dan Grab, dan mereka tergabung dalam Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal).
Beberapa poin tuntutan, antara lain order prioritas berlaku di Grab, dan menuntut sistem bonus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Di kami memang tidak ada order sistem prioritas. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kemudahan dan kenyamanan mitra driver dalam bekerja, dan kami juga telah menerapkan sistem alokasi order yang baru," kata Michael di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan, di sistem Gojek terbaru kedekatan dengan titik lokasi bukanlah satu-satunya parameter dalam pembagian order.
"Order dari konsumen akan disebarkan kepada mitra yang berada pada radius tertentu. Kemudian, mitra yang paling rajin (tidak pilih-pilih order) dan memiliki rating tinggi berpeluang lebih besar untuk mendapatkan order tersebut," katanya.
Dengan sistem itu, kata dia, jumlah mitra pengemudi yang berbuat curang menggunakan "Fake GPS" dapat berkurang, dan secara tidak langsung membuat pengguna mendapat kualitas pelayanan yang lebih baik.
Terkait tuntutan skema insentif, Michael mengaku insentif merupakan bonus tambahan yang diberikan perusahaanya demi menjaga kualitas layanan.
"Skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar karena tujuan utama skema insentif adalah untuk mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersedian mitra," katanya.
Untuk di Surabaya, saat ini Gojek tetap memberlakukan sistem insentif yang baru, yakni memberikan peluang yang lebih besar bagi lebih banyak mitra pengemudi untuk mendapatkan bonus.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa ribuan mitra pengemudi itu diikuti oleh mitra Gojek dan Grab, dan mereka tergabung dalam Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal).
Beberapa poin tuntutan, antara lain order prioritas berlaku di Grab, dan menuntut sistem bonus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019