Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Selasa, meluncurkan dua mobil prototipe Spektronics, yakni Spektronics 17 dan Spektronics 18 untuk berlaga di ajang Malaysia Chem-E-Car Competition 2019 dan Indonesia Chem-E-Car Competition (ICECC) 2019.

Team Leader Spektronics 17 Ronal Marada Pakpahan mengatakan, tim Spektronics 17 merupakan tim yang dipersiapkan berlaga dalam Malaysia Chem-E-Car Competition 2019 di Melaka, Malaysia, pada 30-31 Maret 2019.

"Nantinya terdapat dua tantangan yang akan diujikan di ajang bertaraf internasional tersebut," katanya.

Pertama, mobil prototipe tersebut harus bisa untuk berjalan dan menendang bola, sehingga bisa menjatuhkan sejumlah benda berupa pin yang berada di depannya.

Kedua, mobil prototipe berwarna putih tersebut juga dituntut untuk bisa melaju dan menendang bola hingga masuk pada gawang dengan jarak tertentu.

"Mobil Spektronics 17 tersebut menggunakan baterai sebagai sumber energi utama. Namun, baterai yang digunakan merupakan inovasi konfigurasi bernama Zinc-Air Fertilizer Battery yang ramah lingkungan, karena elektrolitnya menggunakan pupuk Zwavelzure Ammoniak (ZA) yang banyak dijumpai di masyarakat," ujarnya.

Dia menjelaskan, mobil ini berbobot 1.050 gram dan dilengkapi dengan dua alat penggerak. Satu digunakan untuk menggerakkan mobilnya, satunya lagi untuk menggerakkan pelempar bolanya.

Sementara, tim yang membawa mobil Spektronics 18 merupakan tim yang sudah disiapkan untuk bertempur membawa kemenangan dalam ICECC 2019 yang akan diselenggarakan di kampus ITS, pada 21-23 Maret 2019.

Team Leader Spektronics 18 Widi Citra menyatakan, mobil berwarna merah tersebut akan ditantang melaju sejauh 14 sampai 24 meter dan berhenti pada tempat yang telah ditentukan oleh panitia.

Oleh karena itu, ketelitian dalam mengatur untuk membuat mobil menjadi berhenti di tempat yang tepat sangat diperhatikan pada tantangan ini.

Dikatakan Widi, sama seperti Spektronics 17, mobil prototipe yang akan dibawa timnya ini juga menggunakan baterai sebagai sumber energi utama.

"Yang membedakan pada baterai Spektronics 18 ini adalah digunakannya konfigurasi semi dry-cell Aluminium-Air battery," ujarnya.

Hal ini, menurut Widi, karena selain ramah lingkungan, baterai tersebut juga memiliki keunggulan pada elektrolitnya.

"Pasalnya, elektrolit yang digunakan lebih sedikit, namun mampu menghasilkan perbandingan energi yang lebih besar dari baterai biasa digunakan," tuturnya.

Dengan perlakuan khusus, baik baterai dari Spektronics 17 maupun Spektronics 18 bisa digunakan ulang, sehingga lebih eco-friendly dalam penggunaannya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019