Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis, menggelar "Musrena Keren", sebuah forum musyawarah pembangunan daerah dengan segmentasi kelompok perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya.

Acara yang dipandu istri Pelaksana Tugas Bupati Trenggalek Novita Hardiny itu mengambil tempat di ruang pertemuan Hotel Jaaz dan dihadiri seluruh perwakilan kelompok-kelompok perempuan, anak dan pendamping anak, perwakilan komunitas difabel, kaum marjinal, serta kelompok rentan lainnya.

Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan, Musrena Keren merupakan forum musrenbang berbasis gender, anak dan disabilitas yang pertama dan satu-satunya di Jawa Timur.

"Musrena Keren ini merupakan salah satu bentuk keberpihakan Pemerintah Kabupaten Trenggalek kepada kesetaraan gender, kelompok perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan," katanya mengawali sambutan di forum tersebut.

Menurutnya, keterlibatan dan partisipasi kelompok perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan untuk menyuarakan aspirasi dalam penyusunan perencanaan pembangunan mulai di tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten selama ini masih sangat kurang.

Selain kalah, bahkah kelompok ini nyaris tidak terakomodasi dalam setiap tingkatan musyawarah.

"Makanya guna mengakomodasi kelompok ini dalam pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggelar Musrena Keren ini," paparnya.

Ia menambahkan, sudah banyak kajian kelompok perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan ini harus diutamakan.

"Mereka punya hak yang sama untuk dapat terakomodasi dengan baik. Hal ini yang ingin kita coba jembatani, ada keperpihakan terhadap kelompok tersebut," katanya.

Pria yang akrab disapa Mas Ipin itu menegaskan bahwa bukan berarti semuanya untuk perempuan, melainkan memberikan peluang kepada mereka agar suara-suara kelompok perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan ini bisa terakomodasi dengan baik, karena mereka lebih dekat dengan masalah-masalah di sekitarnya.

Dalam Musrena Keren ini, Mas Ipin juga mengampanyekan gerakan mengurangi sampah plastik sebagai bentuk kepedulian bersama terhadap kebersihan lingkungan.

"Perlu waktu cukup lama hingga 500 tahun untuk bisa mengurai sampah plastik tersebut, belum lagi bila sampah plastik ini mengontaminasi makanan yang kita konsumsi yang bisa menjadi pemicu berbagai macam penyakit," jelasnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019