Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Surabaya mengusulkan "Latar Pahlawan" sebagai pengganti nama Alun-Alun Kota Surabaya yang berada di Kompleks Balai Pemuda Jalan Yos Sudarso Surabaya.
"Perlu dipertimbangkan penamaan kreatif disesuaikan dengan konteks atau citra kota," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Surabaya Achmad Muhibbin Zuhri kepada Antara di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, sebenarnya sudah ada nama alun alun di Surabaya tepatnya kawasan Bubutan yang saat ini namanya sudah diabadikan yakni Alun-Alun Contong. Hanya saja, lanjut dia, fisik lapangannya saat ini sudah tidak ada.
Muhibbin menjelaskan penamaan kreatif yang disesuaikan konteks dan citra kota seperti halnya di Kuala Lumpur, Malaysia ada "Dataran Merdeka", di Melbourne, Asutralia ada "Federation Square" dan lainnya.
"Jadi, tidak sekedar alun-alun, lapangan atau oro-oro. Tapi dipadukan dengan kata lain yang mencerminkan citra, identitas, kesejarahan kota sebagai satu frasa," ujar dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini.
Untuk di Surabaya, Muhibbin mengusulkan bisa memakai tema pahlawan, perang, plural, majemuk atau semacamnya, seperti halnya nama "Heroic Square" atau "Latar Pahlawan". Untuk "latar" sendiri adalah bahasa asli Suroboyoan.
"Waktu kecil saya, semua rumah punya 'latar', yakni tempat yang cukup luas di depan rumah. Sementara halaman di belakang rumah namanya 'mburitan'," katanya.
Selain itu, ia menilai salah satu persil di Jalan Pemuda kurang luas kalau disebut alun-alun. "Saya usul lebih tepat alun-alun menjadi 'Latar Pahlawan'," katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan Kota Surabaya bakal segera memiliki alun-alun yang berlokasi di pusat kota yang menjadi kesatuan antara Kompleks Balai Pemuda Jalan Yos Sudarso dengan lahan di sisi timur Jalan Pemuda.
"Alun-alun itu dibangun dua lantai ke bawah. Lantai satu akan dijadikan sebagai penjualan makanan-makanan tradisional dan produk-produk khas tradisional Surabaya dan lantai dua dijadikan tempat parkir kendaraan," katanya.
Menurut dia, nantinya basemen Balai Pemuda akan menyambung ke Jalan Pemuda. Alun-alun Surabaya bakal berada di dua sisi lahan, antara kompleks Balai Pemuda dengan persimpangan di Jalan Pemuda.
Kedua lahan itu akan saling terhubung melalui basemen sehingga nantinya lahan tersebut akan semakin luas berkisar 2 hektare. Selain itu, pejalan kaki tidak perlu menyeberang lagi di Jalan Yos Sudarso, tapi bisa menyeberang melalui jalan bawah tanah tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Perlu dipertimbangkan penamaan kreatif disesuaikan dengan konteks atau citra kota," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Surabaya Achmad Muhibbin Zuhri kepada Antara di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, sebenarnya sudah ada nama alun alun di Surabaya tepatnya kawasan Bubutan yang saat ini namanya sudah diabadikan yakni Alun-Alun Contong. Hanya saja, lanjut dia, fisik lapangannya saat ini sudah tidak ada.
Muhibbin menjelaskan penamaan kreatif yang disesuaikan konteks dan citra kota seperti halnya di Kuala Lumpur, Malaysia ada "Dataran Merdeka", di Melbourne, Asutralia ada "Federation Square" dan lainnya.
"Jadi, tidak sekedar alun-alun, lapangan atau oro-oro. Tapi dipadukan dengan kata lain yang mencerminkan citra, identitas, kesejarahan kota sebagai satu frasa," ujar dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini.
Untuk di Surabaya, Muhibbin mengusulkan bisa memakai tema pahlawan, perang, plural, majemuk atau semacamnya, seperti halnya nama "Heroic Square" atau "Latar Pahlawan". Untuk "latar" sendiri adalah bahasa asli Suroboyoan.
"Waktu kecil saya, semua rumah punya 'latar', yakni tempat yang cukup luas di depan rumah. Sementara halaman di belakang rumah namanya 'mburitan'," katanya.
Selain itu, ia menilai salah satu persil di Jalan Pemuda kurang luas kalau disebut alun-alun. "Saya usul lebih tepat alun-alun menjadi 'Latar Pahlawan'," katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan Kota Surabaya bakal segera memiliki alun-alun yang berlokasi di pusat kota yang menjadi kesatuan antara Kompleks Balai Pemuda Jalan Yos Sudarso dengan lahan di sisi timur Jalan Pemuda.
"Alun-alun itu dibangun dua lantai ke bawah. Lantai satu akan dijadikan sebagai penjualan makanan-makanan tradisional dan produk-produk khas tradisional Surabaya dan lantai dua dijadikan tempat parkir kendaraan," katanya.
Menurut dia, nantinya basemen Balai Pemuda akan menyambung ke Jalan Pemuda. Alun-alun Surabaya bakal berada di dua sisi lahan, antara kompleks Balai Pemuda dengan persimpangan di Jalan Pemuda.
Kedua lahan itu akan saling terhubung melalui basemen sehingga nantinya lahan tersebut akan semakin luas berkisar 2 hektare. Selain itu, pejalan kaki tidak perlu menyeberang lagi di Jalan Yos Sudarso, tapi bisa menyeberang melalui jalan bawah tanah tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019