Ratusan warga yang menjadi korban banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mulai meninggalkan posko-posko pengungsian untuk kembali ke rumah masing-masing.

Di Kantor Kecamatan Pogalan, misalnya, Kamis sore, tak terlihat lagi pengungsi yang bertahan di lokasi penampungan sementara.

Kondisinya lengang, tak seperti saat siang hari dimana ada banyak keluarga yang mengungsi sambil membawa tas-tas berisi baju dan sebagian harta bendanya.

Suasana serupa terlihat di posko Dinsos Trenggalek yang terlihat tinggal petugas dinsos dan tim Tagana . Mereka bersiaga sambil terus menyiapkan logistik pangan untuk disalurkan ke titik-titik lokasi terdampak bencana.

"Di dua posko pengungsian utama di balai Kecamatan Pogalan dan Dinsos sekarang sudah sepi. Warga memilih pulang untuk membersihkan rumahnya yang kotor akibat banjir bandang," kata Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin.

Memang masih ada pengungsi yang bertahan di pengungsian. Namun menurut Arifin atau Mas Ipin, jumlahnya sangat sedikit.

Itupun mereka saat ini bertahan di rumah keluarga atau kerabat dan warga lain yang rumahnya aman tidak terdampak banjir.

"Meski sudah surut, namun semua terus siaga. Sebab cuaca sampai saat ini masih mendung dan berpotensi turun hujan lagi yang bisa memicu banjir susulan," katanya.

Pemkab Trenggalek sebelumnya telah menetapkan status siaga bencana, sesaat setelah bencana banjir bandang dan tanah longsor menerjang 28 desa dan kelurahan di daerah itu.

Sebaran wilayah yang terdampak banjir tercatat ada di sembilan desa di  empat kecamatan, yakni Kecamatan Trenggalek, Pogalan, Karangan dan Panggul.

Sementara longsor terlapor di Pusdalops BPBD Trenggalek di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Pule, Bendungan, Tugu, Dongko, Durenan, Pule, Panggul, dan Trenggalek.

Selebihnya ada desa-desa yang mengalami kerusakan akibat bencana angin kencang, yakni di Kecamatan Karangan.

"Untuk jumlah korban yang terdampak banjir dan tanah longsor sampai saat ini tercatat sebanyak 4.923 KK dengan jumlah siswa sebanyak 14.779 orang," katanya.  (*)
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019