Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menetapkan status siaga bencana seiring banjir dan tanah longsor yang melanda 10 dari 14 kecamatan di daerah itu sejak Rabu (6/3) malam.

"Karena dampaknya yang begitu luas, ya otomatis kami tetapkan status siaga bencana," kata Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin di Trenggalek, Kamis.

Tak hanya melakukan langkah kedaruratan dengan menyalurkan bantuan pangan dan evakuasi warga yang terdampak banjir.

Nur Arifin atau Mas Ipin juga memastikan akan segera bersurat ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait penetapan status siaga bencana itu agar bisa diteruskan ke pemerintah pusat.

Respon Pemprov Jatim diharapkan bisa mendukung upaya penanganan pascabencana seperti penyaluran bantuan untuk perbaikan infrastruktur, bantuan pangan dan obat-obatan bagi warga yang terdampak.

Hingga saat ini BPBD Trenggalek mencatat ada puluhan desa di 10 kecamatan yang terdampak banjir dan tanah longsor.

Tiga kecamatan yang paling parah terdampaj banjir adalah Kecamatan Trenggalek, Pogalan serta Panggul.

Kendati berangsur surut, di sejumlah pemukiman di tiga kecamatan ini ketinggian air masih di kisaran satu meter.

Evakuasi terus dilakukan. Demikian juga dengan penyaluran bantuan pangan, seperti roti, makanan cepat saji serta nasi bungkus yang terus didistribusikan ke titik-titik kawasan pemukiman yang mengalami dampak parah.

"Kami juga sudah dirikan beberapa dapur umum untuk membantu logistik pangan warga, karena saat bencana banjir dan longsor seperti ini mereka tentu tidak bisa mengolah kebutuhan pangan sendiri," ujarnya.

Setali tiga uang dengan langkah tanggap darurat bencana yang dilakukan Pemkab Trenggalek bersama jaringan relawan, sejumlah warga yang rumahnya terendam banjir mengaku sangat butuh bantuan pangan.

Namun sebagian mereka khawatir bantuan pangan yang disalurkan tidak sampai hingga pelosok lokasi terdampak. Pasalnya, bantuan biasanya habis di titik distribusi atau habis di jalan dimana terdapat konsentrasi warga maupun pengungsi.

"Pengalaman tahun-tahun lalu saat terjadi bencana (banjir), bantuan pangan seperti itu habis di jalan. Biasanya begitu datang bantuan pangan, warga yang di jalan langsung mengerubuti sehingga kami yang bertahan di rumah-rumah tidak kebagian," ucap Suharlan, warga Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan.

Diperkirakan, banjir lanjutan masih akan terjadi dan melanda pemukiman di desa-desa yang berada di sekitar jalur Sungai Ngasinan hingga Parit Agung menuju muara Bendung Niyama di wilayah Kecamatan Besuki, Tulungagung. ***3***

Video Oleh Destyan H. Sujarwoko
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019