Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mencatat masih ada sekitar 25 persen produk industri kecil dan menengah di daerah itu yang belum mematenkan merek dagangnya, namun telah dijual di pasaran.
"Sebagian masih dalam proses, sebagian memang belum diurus," kata Kepala Disperindag Kabupaten Tulungagung Eko Sugiono usai HUT Dekranasda ke 39 di Tulungagung, Rabu.
Ia tak menyebut jumlah pasti, namun estimasi 25 persen yang masih "bermasalah" dengan merek dagang atau hak paten produk berpatok pada jumlah IKM yang saat ini di bawah binaan Disperindag, yakni sebanyak 690 unit IKM.
"Baru sekitar 75 persen yang dipatenkan, yang lain masih dalam proses," tuturnya.
Kendala lain yang ditemukan tim Disperindag adalah jenis produk yang cenderung identik, seperti keripik sukun, keripik tempe, dan keripik pisang.
Masing-masing jenis penganan tidak hanya diproduksi satu IKM, tapi beberapa IKM. Akibatnya, kata Eko, pemasaran secara daring menjadi lebih sulit, karena tidak ada merek dagang unggulan.
"Persaingan harga, kuantitas dan kualitas ikut mempengaruhi. Misal, kami promosikan salah satunya, nanti ternyata ada produk sejenis dari Tulungagung juga yang ternyata harganya lebih murah," katanya.
Kendati demikian, pembinaan pada pelaku IKM Tulungagung terus dilakukan, misalnya terkait pengemasan yang baik dan menarik, bagaimana cara menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai standar.
"Terus kami lakukan, dalam teknik pengemasan juga pameran-pameran di tingkat daerah hingga nasional," kata Eko Sugiono.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Forum IKM Tulungagung (FIT) Eni Murnawati menyatakan, saat ini penjualan produk IKM di Tulungagung sudah dilakukan secara manual maupun memanfaatkan kemajuan teknologi informasi melalui situs jual beli daring.
Jumlahnya untuk yang memanfaatkan layanan daring sekitar 60-an pelaku IKM.
"Kan tidak semua ngerti IT ya, jadi kadang yang jual (online) anak-anaknya," kata Eni.
Disinggung masalah modal yang harus dimiliki untuk bergabung dengan FIT, pihaknya tak mempermasalahkan besarnya modal yang dimiliki oleh anggota. "Itu relatif, yang penting punya produk," katanya.
Dari data yang dimiliki oleh Disperindag Kabupaten Tulungagung, saat ini ada sekitar 590 pengusaha yang tergabung dalam Forum IKM Tulungagung (FIT). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Sebagian masih dalam proses, sebagian memang belum diurus," kata Kepala Disperindag Kabupaten Tulungagung Eko Sugiono usai HUT Dekranasda ke 39 di Tulungagung, Rabu.
Ia tak menyebut jumlah pasti, namun estimasi 25 persen yang masih "bermasalah" dengan merek dagang atau hak paten produk berpatok pada jumlah IKM yang saat ini di bawah binaan Disperindag, yakni sebanyak 690 unit IKM.
"Baru sekitar 75 persen yang dipatenkan, yang lain masih dalam proses," tuturnya.
Kendala lain yang ditemukan tim Disperindag adalah jenis produk yang cenderung identik, seperti keripik sukun, keripik tempe, dan keripik pisang.
Masing-masing jenis penganan tidak hanya diproduksi satu IKM, tapi beberapa IKM. Akibatnya, kata Eko, pemasaran secara daring menjadi lebih sulit, karena tidak ada merek dagang unggulan.
"Persaingan harga, kuantitas dan kualitas ikut mempengaruhi. Misal, kami promosikan salah satunya, nanti ternyata ada produk sejenis dari Tulungagung juga yang ternyata harganya lebih murah," katanya.
Kendati demikian, pembinaan pada pelaku IKM Tulungagung terus dilakukan, misalnya terkait pengemasan yang baik dan menarik, bagaimana cara menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai standar.
"Terus kami lakukan, dalam teknik pengemasan juga pameran-pameran di tingkat daerah hingga nasional," kata Eko Sugiono.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Forum IKM Tulungagung (FIT) Eni Murnawati menyatakan, saat ini penjualan produk IKM di Tulungagung sudah dilakukan secara manual maupun memanfaatkan kemajuan teknologi informasi melalui situs jual beli daring.
Jumlahnya untuk yang memanfaatkan layanan daring sekitar 60-an pelaku IKM.
"Kan tidak semua ngerti IT ya, jadi kadang yang jual (online) anak-anaknya," kata Eni.
Disinggung masalah modal yang harus dimiliki untuk bergabung dengan FIT, pihaknya tak mempermasalahkan besarnya modal yang dimiliki oleh anggota. "Itu relatif, yang penting punya produk," katanya.
Dari data yang dimiliki oleh Disperindag Kabupaten Tulungagung, saat ini ada sekitar 590 pengusaha yang tergabung dalam Forum IKM Tulungagung (FIT). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019