Perum Jasa Tirta (PJT) I Subdivisi ASA III/3 Bojonegoro, Jawa Timur, memberlakukan siaga hijau dalam menghadapi meluapnya Bengawan Solo dengan ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) mencapai 13,55 meter, Rabu pukul 09.00 WIB.
"Kenaikan air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, cukup cepat, disebabkan air dari hulu, juga anak sungai seperti Kali Kening," kata Petugas PJT I Subdivisi ASA III/3 Bojonegoro Ali Susanto, di TBS Bojonegoro, Rabu.
Ia memberikan gambaran ketinggian air di TBS tiga jam di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, sebelumnya masih di 12.91 meter, di bawah siaga banjir. Kenaikan air Bengawan Solo juga masih terjadi di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, pengaruh air dari hulu dengan ketinggian mencapai 27.00 meter.
"Kenaikan air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, pengaruhnya dari Ndungus Ngawi, selain pengaruh hujan lokal," ucapnya.
Oleh karena itu, ia memperkirakan kenaikan air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, masih akan terus terjadi, akibat memperoleh pasokan air dari sejumlah sungai di hilir. "Tapi air di hulu, Jawa Tengah, kondisinya tidak banjir. Pasokan air dari hulu itu dari Ndungus, Ngawi, yang sempat masuk siaga kuning," ucapnya.
Bengawan Solo di hilirnya Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, pada waktu bersamaan ketinggian air juga mengalami kenaikan tapi masih di bawah siaga banjir, masing-masing 5, 45 meter, 3,90 meter, 2,99 meter, dan 1,07 meter, Rabu pukul 06.00 WIB.
Yang jelas, menurut Pelaksana Tugas Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, BPBD terus melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman luapan Bengawan Solo, selain juga banjir bandang dan tanah longsor.
Selain sudah menyediakan berbagai kebutuhan, lanjut dia, seluruh camat di wilayahnya sudah diinstruksikan untuk mengantisipasi kemungkinan daerahnya dilanda bencana mulai banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor.
"Sesuai prakiraan cuaca dari BMKG curah hujan pada Maret tinggi berpotensi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor," ujarnya.
Selain mengakibatkan kenaikan air Bengawan Solo, pengaruh hujan lokal juga mengakibatkan meluapnya sejumlah sungai sehingga menimbulkan banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru, Temayang, Sukosewu, Bojonegoro dan Kecamatan Parengan, Tuban. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kenaikan air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, cukup cepat, disebabkan air dari hulu, juga anak sungai seperti Kali Kening," kata Petugas PJT I Subdivisi ASA III/3 Bojonegoro Ali Susanto, di TBS Bojonegoro, Rabu.
Ia memberikan gambaran ketinggian air di TBS tiga jam di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, sebelumnya masih di 12.91 meter, di bawah siaga banjir. Kenaikan air Bengawan Solo juga masih terjadi di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, pengaruh air dari hulu dengan ketinggian mencapai 27.00 meter.
"Kenaikan air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, pengaruhnya dari Ndungus Ngawi, selain pengaruh hujan lokal," ucapnya.
Oleh karena itu, ia memperkirakan kenaikan air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, masih akan terus terjadi, akibat memperoleh pasokan air dari sejumlah sungai di hilir. "Tapi air di hulu, Jawa Tengah, kondisinya tidak banjir. Pasokan air dari hulu itu dari Ndungus, Ngawi, yang sempat masuk siaga kuning," ucapnya.
Bengawan Solo di hilirnya Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, pada waktu bersamaan ketinggian air juga mengalami kenaikan tapi masih di bawah siaga banjir, masing-masing 5, 45 meter, 3,90 meter, 2,99 meter, dan 1,07 meter, Rabu pukul 06.00 WIB.
Yang jelas, menurut Pelaksana Tugas Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, BPBD terus melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman luapan Bengawan Solo, selain juga banjir bandang dan tanah longsor.
Selain sudah menyediakan berbagai kebutuhan, lanjut dia, seluruh camat di wilayahnya sudah diinstruksikan untuk mengantisipasi kemungkinan daerahnya dilanda bencana mulai banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor.
"Sesuai prakiraan cuaca dari BMKG curah hujan pada Maret tinggi berpotensi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor," ujarnya.
Selain mengakibatkan kenaikan air Bengawan Solo, pengaruh hujan lokal juga mengakibatkan meluapnya sejumlah sungai sehingga menimbulkan banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru, Temayang, Sukosewu, Bojonegoro dan Kecamatan Parengan, Tuban. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019