Badan Pusat Statistik (BPD) Jawa Timur menyebut wilayah setempat pada Februari 2019 mengalami deflasi 0,18 persen, salah satunya akibat tarif angkutan udara atau tiket pesawat terbang.
"Secara umum, penyebab deflasi pada Februari 2019 di Jatim akibat tiga komoditas utama, yakni telur ayam ras, tarif angkutan udara dan daging ayam ras," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Jumat.
Teguh mengatakan, deflasi itu juga berdasarkan pemantauan di delapan kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, dan deflasi tertinggi ada di Kota Malang yang mencapai 0,42 persen.
Untuk kelompok, ada dua kelompok yang mengalami deflasi yakni bahan makanan sebesar 0,99 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,41 persen.
Teguh menjelaskan, untuk tiket pesawat diakibatkan karena sebelumnya mengalami kenaikan dan pada Februari mengalami sedikit penurunan.
"Bagi sebagian masyarakat memang harga tiket pesawat dianggap masih tinggi, tapi jika dibandingkan bulan sebelumnya sudah ada penurunan," kata Teguh dalam siaran persnya.
Sedangkan untuk telur ayam ras dan daging ayam ras mengalami penurunan harga di antaranya disebabkan karena kecukupan stok serta kelancaran distribusi dengan adanya pembangunan jalan tol.
Sementara untuk inflasi, ada tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di Februari 2019 ialah bawang putih, beras dan tomat sayur.
"Pada Bulan Februari, harga bawang putih mengalami kenaikan disebabkan kurangnya pasokan di pasaran karena produksi bawang putih masih jauh lebih kecil dibandinhkan kebutuhan konsumsi masyarakat," katanya.
Selain itu, kenaikan harga beras juga turut mendorong terjadinya inflasi yang dipicu oleh naiknya harga beberapa kualitas beras premium dan menyebabkan beras menjadi salah satu komoditas pendorong inflasi.
Sedangkan kenaikan harga tomat sayur dan beberapa jenis sayuran biasanya dipengaruhi oleh faktor cuaca.
Secara umum, kata Teguh, laju inflasi tahun kalender Jatim Februari 2019 mencapai 0,16 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2019 terhadap Februari 2018) mencapai 2,24 persen.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Secara umum, penyebab deflasi pada Februari 2019 di Jatim akibat tiga komoditas utama, yakni telur ayam ras, tarif angkutan udara dan daging ayam ras," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Jumat.
Teguh mengatakan, deflasi itu juga berdasarkan pemantauan di delapan kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, dan deflasi tertinggi ada di Kota Malang yang mencapai 0,42 persen.
Untuk kelompok, ada dua kelompok yang mengalami deflasi yakni bahan makanan sebesar 0,99 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,41 persen.
Teguh menjelaskan, untuk tiket pesawat diakibatkan karena sebelumnya mengalami kenaikan dan pada Februari mengalami sedikit penurunan.
"Bagi sebagian masyarakat memang harga tiket pesawat dianggap masih tinggi, tapi jika dibandingkan bulan sebelumnya sudah ada penurunan," kata Teguh dalam siaran persnya.
Sedangkan untuk telur ayam ras dan daging ayam ras mengalami penurunan harga di antaranya disebabkan karena kecukupan stok serta kelancaran distribusi dengan adanya pembangunan jalan tol.
Sementara untuk inflasi, ada tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di Februari 2019 ialah bawang putih, beras dan tomat sayur.
"Pada Bulan Februari, harga bawang putih mengalami kenaikan disebabkan kurangnya pasokan di pasaran karena produksi bawang putih masih jauh lebih kecil dibandinhkan kebutuhan konsumsi masyarakat," katanya.
Selain itu, kenaikan harga beras juga turut mendorong terjadinya inflasi yang dipicu oleh naiknya harga beberapa kualitas beras premium dan menyebabkan beras menjadi salah satu komoditas pendorong inflasi.
Sedangkan kenaikan harga tomat sayur dan beberapa jenis sayuran biasanya dipengaruhi oleh faktor cuaca.
Secara umum, kata Teguh, laju inflasi tahun kalender Jatim Februari 2019 mencapai 0,16 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2019 terhadap Februari 2018) mencapai 2,24 persen.***1***
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019