Pamekasan (Antaranews Jatim) - Sebanyak dua warga Pamekasan, Madura, Jawa Timur, disambar petir selama musim cuaca buruk yang terjadi di wilayah itu dalam sepekan terakhir, kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono.
"Kedua warga Pamekasan yang disambar petir itu masing-masing warga Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean dan warga Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan," kata Budi di Pamekasan, Senin.
Dari dua orang warga korban petir ini, satu orang di antaranya meninggal dunia, yakni petani bernama Saripa (50), warga Dusun Kembang Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Korban meninggal dunia akibat tersambar petir saat bercocok tanaman, pada Minggu (24/2/) sore.
Saripa disambar petir pada saat ia berada di tengah ladang. Saat itu korban bersama saudaranya yang bernama Tuni (46) sedang bekerja.
"Beruntung Tuni yang sedang bersama korban selamat dari petaka itu," ujar Zaini.
Warga setempat yang mendengar kejadian tersebut langsung berdatangan untuk menolongnya. Korban dibawa ke rumah duka, dan disambut tangis histeris dari keluarga korban yang tidak menyangka musibah datang dengan tiba-tiba.
Sebelumnya, Kamhar (40) seorang nelayan warga Dusun Sumber Bulen, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, juga disambar petir saat mencari ikan di perairan Pantai Jumiang, Pademawu, Pamekasan bersama lima orang orang temannya.
Berbeda dengan Saripa, Kamhar masih selamat, dan hanya dirujuk ke RSU Mohamamad Noer Pamekasan, lantaran pingsan tidak sadarkan diri.
Pada saat peristiwa terjadi, Kamhar yang merupakan seorang kapten perahu sedang duduk di bagian belakang bersandar di tiang bendera tempat biasanya menjalankan tugasnya menjadi juru mudi perahu.
Sekitar pukul 08.30 WIB, ketika langit mulai gelap serta hujan rintik-rintik, tiba-tiba petir menyambar tiang bendera yang menjadi sandaran Kamhar sehingga biasan petir juga mengenai dirinya.
Seketika itu juga Kamhar langsung pingsan tak sadarkan diri. Teman-temannya langsung memutar haluan perahu merapat ke tepi pantai dan membawa korban ke RSUD Mohammad Noer Pamekasan.
Menurut Koordinator Tim Rekasi Cepat BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono, berdasarkan hasil prakiraan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisikan (BKMG), potensi cuaca buruk, masih akan terjadi hingga sepekan kedepan.
"Olah karena itu, kami mengimbau, agar warga hendaknya waspada, terutama para nelayan. Jika cuaca buruk dan petir menyambar-nyambar hendaknya berteduh di dalam rumah saja," katanya.
Kasus warga disambar petir merupakan salah satu jenis bencana yang terjadi di Pamekasan selama musim hujan ini.
Jenis bencana lainnya yang juga terjadi di Pamekasan adalah angin kencang, banjir dan tanah longsor.
Data BPBD Pemkab Pamekasan menyebutkan, hingga saat ini, sedikitnya sebanyak 65 bangunan milik warga, berikut tempat ibadah berupa masjid rusak akibat angin kencang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kedua warga Pamekasan yang disambar petir itu masing-masing warga Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean dan warga Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan," kata Budi di Pamekasan, Senin.
Dari dua orang warga korban petir ini, satu orang di antaranya meninggal dunia, yakni petani bernama Saripa (50), warga Dusun Kembang Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Korban meninggal dunia akibat tersambar petir saat bercocok tanaman, pada Minggu (24/2/) sore.
Saripa disambar petir pada saat ia berada di tengah ladang. Saat itu korban bersama saudaranya yang bernama Tuni (46) sedang bekerja.
"Beruntung Tuni yang sedang bersama korban selamat dari petaka itu," ujar Zaini.
Warga setempat yang mendengar kejadian tersebut langsung berdatangan untuk menolongnya. Korban dibawa ke rumah duka, dan disambut tangis histeris dari keluarga korban yang tidak menyangka musibah datang dengan tiba-tiba.
Sebelumnya, Kamhar (40) seorang nelayan warga Dusun Sumber Bulen, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, juga disambar petir saat mencari ikan di perairan Pantai Jumiang, Pademawu, Pamekasan bersama lima orang orang temannya.
Berbeda dengan Saripa, Kamhar masih selamat, dan hanya dirujuk ke RSU Mohamamad Noer Pamekasan, lantaran pingsan tidak sadarkan diri.
Pada saat peristiwa terjadi, Kamhar yang merupakan seorang kapten perahu sedang duduk di bagian belakang bersandar di tiang bendera tempat biasanya menjalankan tugasnya menjadi juru mudi perahu.
Sekitar pukul 08.30 WIB, ketika langit mulai gelap serta hujan rintik-rintik, tiba-tiba petir menyambar tiang bendera yang menjadi sandaran Kamhar sehingga biasan petir juga mengenai dirinya.
Seketika itu juga Kamhar langsung pingsan tak sadarkan diri. Teman-temannya langsung memutar haluan perahu merapat ke tepi pantai dan membawa korban ke RSUD Mohammad Noer Pamekasan.
Menurut Koordinator Tim Rekasi Cepat BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono, berdasarkan hasil prakiraan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisikan (BKMG), potensi cuaca buruk, masih akan terjadi hingga sepekan kedepan.
"Olah karena itu, kami mengimbau, agar warga hendaknya waspada, terutama para nelayan. Jika cuaca buruk dan petir menyambar-nyambar hendaknya berteduh di dalam rumah saja," katanya.
Kasus warga disambar petir merupakan salah satu jenis bencana yang terjadi di Pamekasan selama musim hujan ini.
Jenis bencana lainnya yang juga terjadi di Pamekasan adalah angin kencang, banjir dan tanah longsor.
Data BPBD Pemkab Pamekasan menyebutkan, hingga saat ini, sedikitnya sebanyak 65 bangunan milik warga, berikut tempat ibadah berupa masjid rusak akibat angin kencang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019