Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, segera mengusulkan menjadi Global Geopark Network (GGN) Unesco atau Geopark Internasional setelah bebeerapa waktu sebelumnya ditetapkan sebagai Geopark Nasional.

Salah satunya dengan menggelar diskusi kelompok terarah (focus group discussion/FGD) yang difasilitasi Kementerian Pariwisata guna membahas persiapan terkait pengusulan menjadi Geopark Internasional.

"Diskusi tim kecil ini membahas segala kelengkapan yang diperlukan untuk mengusulkan Kabupaten Banyuwangi menjadi Geopark Internasional, karena target kami tahun depan sudah bisa submit ke Unesco," Kata Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kementerian Pariwisata, Indra Ni Tua, dalam keterangan tertulis yang disampaikan Pemkab Banyuwangi, Kamis.

Menurut ia, persiapan Banyuwangi sudah on the track, meskipun masih ada sejumlah hal yang perlu dibenahi. Banyuwangi mempunyai keunikan dan kekhasan.

"Aksesibilitas sudah terbangun, amenitas juga cukup memadahi. Saya bilang Banyuwangi ini sudah selangkah lebih maju," ujarnya.

Sementara, Hanang Samodra, Peneliti Ahli Utama Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian ESDM, mengatakan, ada empat hal yang menjadi prasyarat dasar agar lolos jaringan GGN, yakni warisan geologi yang berskala internasional, pengelolaan, visibilitas, dan jejaring.

Menurut Hanang, Banyuwangi memiliki kekayaan geologi yang luar biasa dan lengkap, bahkan justru melihat warisan geologi di Bumi Blambangan (sebutan Banyuwangi) lebih banyak dari sekadar yang diajukan.

"Kami masih terus membahas kemungkinan ada warisan geologi lain yang bisa dimasukkan dalam Geopark Banyuwangi," tuturnya.

Saat ini, ada tiga situs geopark Banyuwangi yang diajukan, di antaranya Pulau Merah, Kawah Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo.

Hanang menambahkan, hal lain yang dibahas dalam diskusi ini adalah persiapan terkait sumber daya alam (geologi, biologi, dan budaya), bencana geologi, perubahan iklim, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.

"Selain itu, pembangunan berkelanjutan, pengetahuan lokal dan adat serta geokonservasi. Satu hal lagi, perlindungan perempuan karena Unesco juga sangat konsen dengan isu perempuan, dan ini beberapa hal yang harus disiapkan bersama sebelum diusulkan," katanya.

Sebelumnya pada awal Januari 2019, asesor GGN Unesco Guy Martini datang ke Banyuwangi untuk meninjau kesiapan daerah ini menjadi situs geopark dunia.

Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah pemangku kepentingan mulai Kepala BKSDA Wilayah V Jawa Timur Sumpena, Administratur Perhutani Banyuwangi Selatan Nur Budi, perwakilan Taman Nasional Alas Purwo Wahyu M serta Ketua Tim Geopark Banyuwangi Rani Razak beserta tim dan Hadir juga jajaran SKPD terkait dan pemerhati lingkungan. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019