Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, mencatat Waduk Pacal di Bojonegoro, Jawa Timur, hampir penuh terisi air dengan debit 17 juta meter kubik, per 12 Februari.
"Waduk Pacal sudah terisi air sekitar 80 persen dari kapasitas tampung. Ketinggian air pada papan duga sekarang ini 113,70 meter," kata Petugas? Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Bambang Irawan, di lokasi Waduk Pacal, Selasa.
Ia optimistis Waduk Pacal bisa penuh terisi air, karena saat ini masih musim hujan, apalagi sekarang air tidak dikeluarkan melalui pintu pengeluaran.
"Air Waduk Pacal tidak dikeluarkan sudah lama, sebab tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya memperair hujan," kata Kasi Pemanfaatan dan Pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Bojonegoro Marlan.
Sesuai data, lanjut dia, sawah baku di sepanjang irigasi Waduk Pacal luasnya mencapai 16.624 hektare, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen dan sebagian di Kecamatan Kepohbaru.
"Petani di sepanjang irigasi waduk menanam tanaman padi musim hujan musim tanam (MT) I. Saat ini usianya rata-rata sekitar 40 hari," ucapnya.
Menurut dia, jangkauan irigasi Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, sekarang ini hanya mampu mengairi sawah baku di sepanjang daerah irigasinya sekitar 10.000 hektare.
Masalahnya, katanya memberikan gambaran bahwa kalau air Waduk Pacal dikeluarkan 5 meter kubik/detik, tidak akan mampu menjangkau sawah yang masuk irigasi paling bawah seperti di sejumlah desa di Kecamatan Kanor.
"Faktornya di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, juga lokasi lainnya banyak pompa air yang mengambil air langsung dengan menyedot air dari saluran irigasi waduk," kata dia menjelaskan.
Oleh karena itu, kata dia, sawah baku yang masuk jaringan irigasi Waduk Pacal, seperti di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, dengan luas sekitar 6.000 hektare bisa menanam tanaman padi, pada waktu kemarai memperair Bengawan Solo dari sistem pompanisasi.
Data di kantor Dinas Pengairan menyebutkan Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno. Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik.
Namun, sekarang daya tampungnya menurun disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Waduk Pacal sudah terisi air sekitar 80 persen dari kapasitas tampung. Ketinggian air pada papan duga sekarang ini 113,70 meter," kata Petugas? Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Bambang Irawan, di lokasi Waduk Pacal, Selasa.
Ia optimistis Waduk Pacal bisa penuh terisi air, karena saat ini masih musim hujan, apalagi sekarang air tidak dikeluarkan melalui pintu pengeluaran.
"Air Waduk Pacal tidak dikeluarkan sudah lama, sebab tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya memperair hujan," kata Kasi Pemanfaatan dan Pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Bojonegoro Marlan.
Sesuai data, lanjut dia, sawah baku di sepanjang irigasi Waduk Pacal luasnya mencapai 16.624 hektare, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen dan sebagian di Kecamatan Kepohbaru.
"Petani di sepanjang irigasi waduk menanam tanaman padi musim hujan musim tanam (MT) I. Saat ini usianya rata-rata sekitar 40 hari," ucapnya.
Menurut dia, jangkauan irigasi Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, sekarang ini hanya mampu mengairi sawah baku di sepanjang daerah irigasinya sekitar 10.000 hektare.
Masalahnya, katanya memberikan gambaran bahwa kalau air Waduk Pacal dikeluarkan 5 meter kubik/detik, tidak akan mampu menjangkau sawah yang masuk irigasi paling bawah seperti di sejumlah desa di Kecamatan Kanor.
"Faktornya di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, juga lokasi lainnya banyak pompa air yang mengambil air langsung dengan menyedot air dari saluran irigasi waduk," kata dia menjelaskan.
Oleh karena itu, kata dia, sawah baku yang masuk jaringan irigasi Waduk Pacal, seperti di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, dengan luas sekitar 6.000 hektare bisa menanam tanaman padi, pada waktu kemarai memperair Bengawan Solo dari sistem pompanisasi.
Data di kantor Dinas Pengairan menyebutkan Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno. Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik.
Namun, sekarang daya tampungnya menurun disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019