Jember (Antaranews Jatim) - Korps Relawan Kampus Universitas Jember (Unej) bekerja sama dengan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) tematik Tanggap Bencana, Unej menggelar simulasi bencana banjir bandang dan tanah longsor dengan melibatkan anak-anak sekolah dasar di Balai Desa Pakis, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.
     
"Kegiatan itu dilakukan agar anak-anak dan masyarakat memiliki pengetahuan mengenai situasi bencana dan upaya penyelamatan yang harus dilakukan saat terjadi banjir bandang dan longsor," kata Koordinator Korps Relawan Kampus Unej Joko Mulyono di Balai Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember.
     
Menurutnya Desa Pakis memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi dan posisinya yang berada di lereng Pegunungan Argopuro membuat desa setempat rentan dengan bencana tanah longsor dan banjir bandang.
     
"Tahun 2006, Kecamatan Panti sempat luluh lantak diterjang banjir bandang dan tanah longsor hingga menyebabkan korban jiwa yang cukup banyak karena masyarakat dalam kondisi tidak siap, sehingga kami tidak ingin hal itu terjadi lagi," katanya.
   
 Ia menjelaskan masyarakat tidak bisa mencegah terjadinya bencana, namun masih bisa mengurangi resiko yang diakibatkan oleh bencana itu, sehingga pendidikan tanggap bencana bagi masyarakat sangat penting untuk diberikan.
   
 "Agar saat bencana terjadi, mereka tahu apa yang harus dilakukan, sehingga  korban jiwa bisa diminimalisir. Semakin dini pendidikan itu diberikan maka semakin bagus, sehingga target simulasi kami adalah siswa SD yang ada di Desa Pakis," tuturnya.
     
Sementara Kepala Desa Pakis Jumadi kejadian bencana banjir bandang dan tanah longsor pada tahun 2006 silam menimbulkan rasa trauma yang mendalam bagi masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Panti, termasuk Desa Pakis.
   
 "Tingkat kewaspadaan masyarakat saat ini sangat serius dan masyarakat sudah bersiaga ketika terjadi bencana alamdan bisa langsung terkondisikan dengan baik karena kami tidak ingin kejadian tahun 2006 terulang kembali yang menyebabkan banyak korban jiwa," katanya.
     
Ia mengatakan warga Desa Pakis banyak yang mendiami kawasan topografi bukit atau lereng pegunungan Argopuro, bahkan di beberapa wilayah posisi rumah warga tepat berada di bawah lereng pegunungan, kemudian posisi sungai yang sangat dangkal dan sempit menambah kewaspadaan masyarakat Desa Pakis. 
     
"Oleh karena itu, kami selalu berkoordinasi dengan seluruh lapisan masyarakat ketika terjadi hujan deras di hulu sungai seperti beberapa hari terakhir ini, maka masyarakat diimbau segera memberikan informasi kepada pihak yang terkait dan masyarakat yang berada di daerah rawan untuk segera mengungsi," ujarnya.
      
Dalam simulasi itu, puluhan anak-anak sekolah dan masyarakat berteriak histeris sambil berlarian berhamburan menuju titik aman di Balai Desa Pakis, Kecamatan Panti untuk menyelamatkan diri dari bencana banjir bandang dan longsor yang sedang terjadi. 
     
Kemudian suara sirine dan kentongan pun bersaut-sautan di tengah kegiatan belajar mengajar yang masih berlangsung untuk memberikan peringatan bahaya kepada para warga yang lain dan satu persatu dari mereka dibimbing oleh Korps Relawan Kampus Unej menyelamatkan diri ke tempat yang aman.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019