Sleman (Antaranews Jatim) - Bupati Situbondo Dadang Wigiarto menyatakan tertarik dengan sistem pemasaran hasil pertanian di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama pasar lelang cabai.
"Kami tertarik dengan sistem lelang cabai yang diterapkan di Kabupaten Sleman, karena dapat menyeragamkan harga cabai dari petani," kata Dadang saat melakukan kunjungan kerja yang diterima Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun di Ruang Rapat Bupati, Kantor Setda Kabupaten Sleman, Kamis.
Menurut dia, Kabupaten Situbondo mampu menghasilkan produk pertanian seperti jagung yang berkualitas.
"Akan tetapi ketika semua petani menanam dan produksinya melimpah, otomatis harga akan turun sesuai prinsip ekonomi. Perlu ada solusi agar harga tetap terjaga ketika produksi melimpah," katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Heru Saptono mengatakan bahwa dalam menjaga stabilitas harga ketika komoditas pertanian melimpah, salah satunya adalah memperluas akses pemasaran.
"Tidak hanya lelang cabai untuk menentukan satu harga dan menghindari fluktuasi harga. Ada komoditas lain seperti salak ketika produksi melimpah, kami sudah memperluas pemasaran hingga ekspor ke Tiongkok," katanya.
Ia mengatakan, selain itu Pemkab Sleman juga memberikan imbauan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup kerjanya untuk mengonsumsi "Beras Sleman", yang merupakan brand beras produk petani Sleman.
"Saat ini ASN Sleman yang berlangganan beras Sleman sudah mencapai 1.400 orang dan akan ditingkatkan hingga 5.000 orang pada 2019. Omzet yang didapatkan oleh gapoktan-gapoktan yang menjadi produsen 'Beras Sleman' adalah Rp140 juta, yang apabila margin keuntungan mencapai 10 persen artinya ada pemasukan sebesar Rp14 juta setiap bulan bagi gapoktan produsen &Beras Sleman'," katanya.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan bahwa meskipun luas Wilayah Kabupaten Sleman hanya 18 persen dari wilayah DIY atau 574,82 kilometer persegi, Kabupaten Sleman mampu menjadi lumbung beras DIY.
Jumlah penduduk Sleman yang berprofesi sebagai petani di Kabupaten Sleman sebesar 11persen, tapi sektor pertanian mampu menduduki peringkat kelima dalam struktur PDRB Kabupaten Sleman.
"Saat ini yang perlu ditingkatkan adalah intensifikasi lahan pertanian karena memang lahan pertanian di sleman terus menurun jumlahnya," katanya.
Muslimatun berharap agar PDRB dari sektor pertanian dapat ditingkatkan.
"Salah satunya, melalui proses pemasaran yang inovatif karena saat ini pemasaran yang baik menjadi salah satu kunci keberhasilan dari produk," katanya.
Dalam kunjungan tersebut Bupati Situbondo membawa sepuluh orang di antaranya adalah Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, dan Kepala Dinas Peternakan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami tertarik dengan sistem lelang cabai yang diterapkan di Kabupaten Sleman, karena dapat menyeragamkan harga cabai dari petani," kata Dadang saat melakukan kunjungan kerja yang diterima Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun di Ruang Rapat Bupati, Kantor Setda Kabupaten Sleman, Kamis.
Menurut dia, Kabupaten Situbondo mampu menghasilkan produk pertanian seperti jagung yang berkualitas.
"Akan tetapi ketika semua petani menanam dan produksinya melimpah, otomatis harga akan turun sesuai prinsip ekonomi. Perlu ada solusi agar harga tetap terjaga ketika produksi melimpah," katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Heru Saptono mengatakan bahwa dalam menjaga stabilitas harga ketika komoditas pertanian melimpah, salah satunya adalah memperluas akses pemasaran.
"Tidak hanya lelang cabai untuk menentukan satu harga dan menghindari fluktuasi harga. Ada komoditas lain seperti salak ketika produksi melimpah, kami sudah memperluas pemasaran hingga ekspor ke Tiongkok," katanya.
Ia mengatakan, selain itu Pemkab Sleman juga memberikan imbauan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup kerjanya untuk mengonsumsi "Beras Sleman", yang merupakan brand beras produk petani Sleman.
"Saat ini ASN Sleman yang berlangganan beras Sleman sudah mencapai 1.400 orang dan akan ditingkatkan hingga 5.000 orang pada 2019. Omzet yang didapatkan oleh gapoktan-gapoktan yang menjadi produsen 'Beras Sleman' adalah Rp140 juta, yang apabila margin keuntungan mencapai 10 persen artinya ada pemasukan sebesar Rp14 juta setiap bulan bagi gapoktan produsen &Beras Sleman'," katanya.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan bahwa meskipun luas Wilayah Kabupaten Sleman hanya 18 persen dari wilayah DIY atau 574,82 kilometer persegi, Kabupaten Sleman mampu menjadi lumbung beras DIY.
Jumlah penduduk Sleman yang berprofesi sebagai petani di Kabupaten Sleman sebesar 11persen, tapi sektor pertanian mampu menduduki peringkat kelima dalam struktur PDRB Kabupaten Sleman.
"Saat ini yang perlu ditingkatkan adalah intensifikasi lahan pertanian karena memang lahan pertanian di sleman terus menurun jumlahnya," katanya.
Muslimatun berharap agar PDRB dari sektor pertanian dapat ditingkatkan.
"Salah satunya, melalui proses pemasaran yang inovatif karena saat ini pemasaran yang baik menjadi salah satu kunci keberhasilan dari produk," katanya.
Dalam kunjungan tersebut Bupati Situbondo membawa sepuluh orang di antaranya adalah Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, dan Kepala Dinas Peternakan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019