Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepolisian Daerah Jawa Timur menetapkan artis berinisial Vanessa Angel sebagai tersangka kasus pelacuran daring yang mereka bongkar beberapa waktu lalu.

"Jadi, Vanessa Angel kami tetapkan sebagai tersangka. Karena yang bersangkutan dengan sengaja mengeksplor gambar dan videonya untuk pelacuran daring," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, di Mapolda Jatim, di Surabaya, Rabu.

Luki mengatakan selama ini Vanessa menyebar sendiri gambar bugil dan video porno germo ES dan pelanggan. Dari foto dan video porno inilah Vanessa melalui ES kerap mendapat pesanan melayani seks para pria hidung belang.

"Bukti itu kita peroleh berdasarkan hasil digital forensik dari ponsel milik Vanessa dan ES," ungkap Luki.

Lebih lanjut, Luki mangatakan, aktris FTV itu aktif melayani pelanggannya sejak tahun 2017 dan telah berkali-kali mendapat pesanan dan melayani pelanggannya.

"Dari 15 transaksi, ada sembilan transaksi yang melibatkan langsung Vanessa. Masing-masing dua transaksi untuk layanan di Singapura, enam di Jakarta dan satu di Kota Surabaya," ujarnya.

Penetapan Vanessa sebagai tersangka juga setelah polisi meminta pendapat ahli pidana, bahasa, ITE dan ahli agama.

Setelah ditetapkan menjadi tersangka, pihaknya akan melayangkan surat panggilan pada Senin (21/1) untuk hadir ke Polda Jatim.

Vanessa Angel sendiri dijerat pasal 27 ayat 1 Undang-Undang ITE dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.

Selain Vanessa, polisi juga menetapkan germo beriniskal F yang ditangkap beberapa hari lalu sebagai tersangka. F sendiri saat ini menjalani perawatan di RS Bhayangkara Polda Jatim karena sedang hamil besar.

"F saat ini sedang dirawat di RS Bhayangkara karena hamil besar. Pengacaranya mengajukan penangguhan penahanan melihat anak 1,5 tahun," katanya.(*)

Baca juga: Polisi Temukan Bukti Foto dan Video Mesum VA
Baca juga: Polda Jatim: VA Juga Berperan sebagai Penyedia Pelacuran

Video Oleh Willy Irawan dan Istimewa
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019