Surabaya (Antaranews Jatim) - Satgas Antimafia Bola Polri menggeledah kantor sekretariat Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Jawa Timur yang berada di Surabaya, Selasa, terkait penyelidikan kasus dugaan pengaturan pertandingan yang sedang ditangani.
Pantauan Antara di lokasi, terdapat tiga orang petugas dan beberapa staf Asprov PSSI Jatim berada di kantor yang terletak di Jalan Ketampon, Surabaya, tersebut.
Namun, saat dikonfirmasi, salah seorang anggota satgas kemudian menolak kehadiran awak media yang berniat meliput kegiatan mereka dan hanya membenarkan kalau satgas sedang melakukan kegiatan operasinya di kantor Asprov PSSI Jatim.
"Iya benar (ada kegiatan satgas, red)," kata salah seorang anggota Satgas Antimafia Bola.
Ia menyebutkan, tidak ada satu pun anggota kepolisian yang berhak menjelaskan apa yang sedang dilakukan tim satgas di kantor tersebut.
"Kami tidak bisa menjelaskan, nanti Pak Argo (Ketua Tim Media Satgas Antimafia Bola Polri Kombes Pol Argo Yuwono, red) yang pusat ya yang menjelaskan," ujar anggota satgas itu.
Yang pasti, kata dia, proses yang dilakukan Satgas Antimafia Bola masih tetap dan terus berjalan di berbagai wilayah, termasuk di Jawa Timur.
Ia meminta awak media untuk tidak meliput kegiatannya, begitu juga reporter televisi atau fotografer tidak diizinkan mengambil gambar kegiatan satgas.
Sementara itu, Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh saat dikonfirmasi mengaku baru mendapatkan informasi kantor sekretariatnya didatangi petugas satgas melalui stafnya.
Menurut Riyadh, kedatangan Satgas Antimafia Bola untuk mencari sejumlah berkas terkait pelaksanaan turnamen Piala Suratin yang digelar di Jawa Timur.
"Hanya meminta data dokumen surat Piala Suratin 2009 sampai 2018," ujar Riyadh yang posisinya sedang berada di Jakarta.
Selain itu, satgas juga mencari dokumen pertanggungjawaban wasit saat Piala Suratin. Namun, lanjut Riyadh, tidak semua dokumen bisa diserahkan PSSI kepada Satgas Antimafia Bola, karena untuk mencari beberapa berkas tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.
"Dan bagaimana pertanggungjawaban wasit saja. Dan butuh waktu juga jika cari dokumen 2009," kata Riyadh.
Beberapa waktu sebelumnya, sejumlah polisi juga mendatangi kantor Asprov PSSI Jawa Timur pada 27 Desember 2018. Kedatangan polisi tersebut diduga untuk mencari sejumlah dokumen terkait struktur kepengurusan Asprov.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Pantauan Antara di lokasi, terdapat tiga orang petugas dan beberapa staf Asprov PSSI Jatim berada di kantor yang terletak di Jalan Ketampon, Surabaya, tersebut.
Namun, saat dikonfirmasi, salah seorang anggota satgas kemudian menolak kehadiran awak media yang berniat meliput kegiatan mereka dan hanya membenarkan kalau satgas sedang melakukan kegiatan operasinya di kantor Asprov PSSI Jatim.
"Iya benar (ada kegiatan satgas, red)," kata salah seorang anggota Satgas Antimafia Bola.
Ia menyebutkan, tidak ada satu pun anggota kepolisian yang berhak menjelaskan apa yang sedang dilakukan tim satgas di kantor tersebut.
"Kami tidak bisa menjelaskan, nanti Pak Argo (Ketua Tim Media Satgas Antimafia Bola Polri Kombes Pol Argo Yuwono, red) yang pusat ya yang menjelaskan," ujar anggota satgas itu.
Yang pasti, kata dia, proses yang dilakukan Satgas Antimafia Bola masih tetap dan terus berjalan di berbagai wilayah, termasuk di Jawa Timur.
Ia meminta awak media untuk tidak meliput kegiatannya, begitu juga reporter televisi atau fotografer tidak diizinkan mengambil gambar kegiatan satgas.
Sementara itu, Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh saat dikonfirmasi mengaku baru mendapatkan informasi kantor sekretariatnya didatangi petugas satgas melalui stafnya.
Menurut Riyadh, kedatangan Satgas Antimafia Bola untuk mencari sejumlah berkas terkait pelaksanaan turnamen Piala Suratin yang digelar di Jawa Timur.
"Hanya meminta data dokumen surat Piala Suratin 2009 sampai 2018," ujar Riyadh yang posisinya sedang berada di Jakarta.
Selain itu, satgas juga mencari dokumen pertanggungjawaban wasit saat Piala Suratin. Namun, lanjut Riyadh, tidak semua dokumen bisa diserahkan PSSI kepada Satgas Antimafia Bola, karena untuk mencari beberapa berkas tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.
"Dan bagaimana pertanggungjawaban wasit saja. Dan butuh waktu juga jika cari dokumen 2009," kata Riyadh.
Beberapa waktu sebelumnya, sejumlah polisi juga mendatangi kantor Asprov PSSI Jawa Timur pada 27 Desember 2018. Kedatangan polisi tersebut diduga untuk mencari sejumlah dokumen terkait struktur kepengurusan Asprov.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019