Surabaya (Antaranews Jatim) - Perusahaan Daerah Taman Satwa selaku pengelola Kebun Binatang Surabaya masih mengevaluasi rencana kenaikan tarif tiket masuk objek wisata tersebut, yang sejak delapan tahun terakhir belum pernah dinaikkan.
     
"Masih kami evaluasi kompetiter sejenis yang ada di Jatim, baik yang pelat merah (milik pemerintah) maupun swasta," kata Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) Khoirul Anwar kepada Antara di Surabaya, Selasa.
     
Saat ditanya kenapa harus ada evaluasi dengan kompetitor sejenis di Jatim, sedangkan KBS termasuk salah satu kebun binatang terbesar di Indonesia, Khoirul Anwar enggan menjelaskan lebih detail.
     
Hanya saja, ia hanya mengatakan jika dilihat dari sejarah satwa dan lembaga konservasi, memang KBS termasuk sama dengan Kebun Binatang Ragunan Jakarta. 
     
Humas PDTS KBS Weni Hustiani mengatakan bahwa tarif tiket masuk KBS untuk libur Natal dan Tahun Baru 2019 tidak ada kenaikan, melainkan masih tetap dengan harga Rp15.000 per orang.
     
"Untuk tiket masih tetap Rp15.000 per orang untuk dewasa dan anak-anak. Namun, untuk anak tidak pakai usia, tapi dengan ukuran tinggi badan. Bagi anak yang tinggi badannya 85 cm sudah dikenakan tiket dengar harga sama," ujarnya.
     
Mengenai rencana menaikan tarif tiket masuk KBS pada 2019, Weni mengatakan manajemen belum bisa mengatakan, karena menunggu keputusan dari direksi PDTS.
     
Pemerhati dan pegiat satwa Singky Soewadji menilai sudah saatnya tiket KBS dinaikkan, menyusul kebun binatang lainnya di Indonesia tarif tiketnya sudah naik, seperti halnya Kebun Binatang Gembira Koko Yogyakarta yang kini tiketnya Rp30.000.
     
"Kalau Gembira Loka Rp30 ribu, berarti KBS harusnya Rp50 ribu," katanya.
     
Menurut dia, minimal pada 2019 tiket KBS sudah harus naik menjadi Rp25.000, karena kalau tidak dinaikkan manajemen bisa merugi. Selama harga tiketnya masih tetap, lanjut Singky, maka manajemen saat ini tidak akan mampu melakukan inovasi apapun. 
     
"Meski Pemkot Surabaya menyuntik dana penyertaan modal, sementara banyak kandang satwa dan infrastruktur lain yang membutuhkan perbaikan," ujarnya.
     
Singky mengatakan, PDTS KBS tidak akan mampu melakukan perbaikan selama tidak diberikan otoritas untuk pengelolaan harga tiket masuk oleh wali kota Surabaya.
     
Singky berpendapat kebijakan wali kota Surabaya yang bersikukuh untuk tidak akan menaikan harga tiket dengan alasan membantu dan meringankan masyarakat Surabaya dinilai kurang pas, karena faktanya mayoritas pengunjung justru berasal dari luar daerah.
     
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini jauh sebelumnya telah menolak adanya rencana menaikkan tarif masuk KBS dari Rp15.000 menjadi Rp25.000.

Risma beralasan tujuan KBS bukan untuk mengejar keuntungan, melainkan menjadi tempat rekreasi yang murah bagi warga Kota Pahlawan.
     
Sejak awal pengambilalihan KBS pada pertengahan 2013, Pemerintah Kota Surabaya sudah siap menanggung seluruh biaya operasional kebun binatang dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pihak swasta melalui CSR, serta lainnya. (*)

Baca juga: Dua Spot Baru Kebun Binatang Surabaya Diminati Pengunjung
Baca juga: Dishub Surabaya Gandeng TNI-Polri Gelar Operasi Jukir Liar di KBS
Baca juga: Pengunjung KBS Naik Dua Kali Lipat Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018